Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah seiring investor yang menanti respons Bank Indonesia terhadap kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.
Rupiah pagi ini bergerak melemah 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.830 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.813 per dolar AS.
"Rupiah mungkin berpotensi berbalik tertekan hari ini terhadap dolar AS. Sentimen The Fed masih menjadi alasan utama rupiah tertekan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
The Fed masih dalam jalur kenaikan suku bunga yang agresif tahun ini di mana pada Juli nanti diproyeksikan akan kembali menaikkan suku bunga 50 basis poin (bps) hingga 75 bps.
Sementara itu, lanjut Ariston, pelaku pasar juga menunggu respons Bank Indonesia terhadap kebijakan moneter The Fed.Sebelumnya nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat, seiring pelaku pasar yang menanti testimoni Gubernur Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed), Jerome Powell
Rupiah ditutup menguat 23 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.813 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.836 per dolar AS.
"Dolar AS dalam tekanan di tengah pasar yang saat ini terlihat menunggu testimoni Gubernur The Fed Jerome Powell di tengah pekan ini," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Testimoni tersebut akan memberikan gambaran sekilas tentang kemungkinan tindakan kebijakan moneter pada Juli yang diperkirakan akan kembali mengumumkan kebijakan moneter yang agresif.
The Fed sendiri telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin pada pekan lalu. Pelaku pasar khawatir jika The Fed menaikkan suku bunga secara signifikan akan membebani ekonomi AS.