Hal itu tidak terlepas dari kurangnya sentuhan terhadap generasi muda akan nilai-nilai Pancasila.
Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan cara atau metodologi yang baru dalam menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada anak muda.
"Enggak bisa lagi pada sebatas (pelajaran di) sekolah. Memang bisa mendorong, tapi dipaksa belajar, dipaksa membaca. Jadi perlu cara yang sifatnya implementatif, artinya menghayati," kata dia.
Salah satunya dengan adanya figur teladan terutama dari kalangan elit yang relatif akan mendapat perhatian tinggi dari masyarakat khususnya generasi muda.
Dia menilai, negara perlu mengintervensi agar kaum muda memiliki contoh model sehingga bisa memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
"Negara merangkul, datang, memberikan contoh. Lalu orang tua, kita ini harus jadi contoh model. Hari ini siapa? Sekarang semua ditelanjangi. Kita butuh contoh model," katanya.
Nantinya, dia berharap para figur teladan ini bisa menyampaikan gagasan atau pikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang bertujuan membawa perubahan bagi kehidupan negara.