London/New York (ANTARA) - Kehancuran di TerraUSD, salah satu stablecoin terbesar di dunia, berdesir melalui pasar mata uang kripto pada Kamis (12/5/2022), mendorong stablecoin utama lainnya Tether di bawah patokan dolarnya dan mengirim bitcoin ke posisi terendah 16-bulan.
Mata uang kripto telah tersapu dalam aksi jual aset-aset berisiko, yang telah meningkat minggu ini karena data menunjukkan inflasi AS semakin panas, memperdalam kekhawatiran investor tentang dampak ekonomi dari pengetatan bank sentral yang agresif.
Baca juga: Bitcoin anjlok ke terendah sejak Januari, seiring jatuhnya pasar saham
Aksi jual telah membawa nilai pasar gabungan dari semua mata uang kripto menjadi 1,2 triliun dolar AS, kurang dari setengahnya pada November lalu, berdasarkan data dari CoinMarketCap.
Tether, stablecoin yang didukung cadangan yang seharusnya dipatok 1:1 terhadap dolar AS, turun ke level 95 sen di awal sesi global, menurut data harga CoinMarketCap. Tether terakhir di 99 sen.
Terlepas dari volatilitas, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan stablecoin seperti Tether dan TerraUSD belum menimbulkan risiko sistemik pada sistem keuangan.
Kripto makin hancur saat stablecoin Tether anjlok di bawah patok dolar
Jumat, 13 Mei 2022 7:58 WIB