Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, pada Rabu sore, melemah seiring pelaku pasar yang merespon pesan hawkish bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.
Rupiah ditutup melemah 11 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp14.359 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.348 per dolar AS.
"Dolar AS dan tingkat imbal hasil obligasi AS bergerak positif seiring pasar yang mencerna pesan yang hawkish dari Gubernur Federal Reserve Lael Brainard yang mengindikasikan pendekatan yang agresif untuk menurunkan neraca bank sentral," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Brainard, yang biasanya mendukung kebijakan pelonggaran longgar dan suku bunga rendah, mengatakan bahwa bank sentral perlu untuk bergerak cepat untuk mengatasi lonjakan inflasi.
Dalam pidatonya, Brainard mengatakan bahwa inflasi terlalu tinggi dan memiliki risiko untuk lebih tinggi lagi. Oleh karena itu, komite siap untuk mengambil tindakan yang kuat jika indikator inflasi dan ekspektasi inflasi menunjukkan bahwa tindakan tersebut diperlukan.
Sementara itu, ketegangan di Ukraina masih belum menunjukkan sinyal membaik setelah Amerika Serikat dan sekutunya mempersiapkan sanksi baru terhadap Moskow terkait tewasnya warga sipil di Ukraina Utara. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggambarkan hal itu sebagai “kejahatan perang” yang menuntut hukuman setimpal.
Sanksi baru, yang dikoordinasikan antara Washington dan para sekutunya, akan menargekan bank dan pejabat Rusia dan melarang investasi baru di Rusia.