Cianjur (ANTARA) - Tradisi papajar atau makan-makan menyambut datangnya bulan puasa bagi warga di Cianjur, Jawa Barat, tolok ukur upaya pemulihan ekonomi yang terpuruk selama pandemi COVID-19 karena tahun ini, pemerintah melonggarkan berbagai larangan berwisata dan mudik.
Sehingga kegiatan tradisi yang setiap menyambut datangnya bulan puasa kembali dapat dilakukan warga dengan mendatangi tempat wisata alam mulai dari nuansa pegunungan, pantai hingga obyek wisata baru buatan yang dikelola karang taruna atau pihak desa, sebagai bentuk rasa syukur seiring rendahnya angka penularan COVID-19.
Baca juga: Tempat wisata alam jadi pilihan warga lakukan tradisi Papajar
"Papajar tahun ini, angka kunjungan mengalami peningkatan yang cukup tinggi, setelah dua tahun tradisi menyambut datangnya bulan suci tidak dapat dilakukan karena pembatasan dari pemerintah," kata Ketua Kelompok Pariwisata (Kompepar) Curug Citambur Yuce.
Perputaran ekonomi kembali menggeliat sepekan menjelang masuknya puasa di sejumlah wilayah yang memiliki obyek wisata, papajar tidak lagi terpaku dengan wisata alam dan bahari seperti Kebun Raya Cibodas, Taman Bunga Nusantara atau Pantai selatan Cianjur.
Obyek wisata baru di kecamatan utara hingga selatan Cianjur, banyak dikunjungi warga yang hendak melakukan tradisi yang sejak abad ke 16 sudah berjalan di Kabupaten Cianjur, hingga saat ini, tradisi makan-makan sebelum datangnya bulan puasa dilakukan satu keluarga hingga warga dari satu kampung.
Sebut saja Pantai Cemara, Pantai Karang Potong, air terjun atau curug yang cukup fenomenal seperti Curug Tujuh, Curug Citambur, Curug Cikondang hingga obyek wisata buatan Kebon Hejo di Kecamatan Cibeber atau Dauwan di Kecamatan Cianjur, banyak dikunjungi wisatawan lokal dengan berbagai jenis kendaraan.
Papajar tahun ini, angka kunjungan wisatawan yang didominasi warga lokal ke tempat wisata Curug di Cianjur, meningkat hingga 50 persen seminggu sebelum masuknya bulan puasa, sehingga perputaran uang di masing-masing tempat wisata per hari mencapai puluhan juta Rupiah.