"Satu pekan menjelang puasa dari tiket masuk saja per hari mencapai Rp 10 juta rupiah, sedangkan dari perputaran di warung yang menyediakan makanan dan oleh-oleh rata-rata meraup keuntungan hingga jutaan rupiah. Setelah dua tahun, ekonomi kembali menggeliat," kata Yuce.
Hingga satu hari menjelang masuknya puasa, angka kunjungan wisatawan masih menghiasi tempat wisata yang ada, bahkan jumlahnya masih mencapai ribuan orang seperti di Kebun Raya Cibodas dan Taman Bunga Nusantara yang sejak dua tahun terakhir sepi pengujung akibat pembatasan sosial guna mencegah penyebaran COVID-19.
Tidak hanya pelaku wisata, pelaku UMKM di masing-masing wilayah merasakan peningkatan penghasilan selama musim papajar, produk unggulan yang mereka jajakan mulai dari makanan khas hingga pakaian laris diborong pengujung, sehingga mereka dengan mudah mendapatkan pasar.
Baca juga: SAMBUT PAPAJAR WARGA PADATI TEMPAT WISATA
Seiring meningkatnya angka kunjungan selama musim papajar, pelaku usaha dan wisata di Cianjur, berharap pandemi segera usai dan pemulihan perekonomian dapat segera dilakukan pemerintah dengan menggelar berbagai pameran dan promosi serta membangun jalan yang layak agar angka kunjungan lebih meningkat.
Gayung bersambut Pemkab Cianjur, akhirnya berencana meminjam dana Rp 200 miliar ke bank untuk membangun infrastruktur jalan menuju tempat wisata baru di Cianjur, sehingga wisatawan yang datang dapat dengan mudah untuk sampai ke obyek wisata baru di berbagai wilayah mulai dari utara hingga selatan.
Dana ratusan miliar tersebut, ungkap Bupati Cianjur, Herman Suherman, akan diprioritaskan membangun jalan ke tempat wisata curug, wisata alam dan kampung wisata yang akan dibangun di 32 kecamatan yang ada di Cianjur, sehingga pemerataan pembangunan dapat meningkatkan ekonomi dan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Cianjur.
"Kita prioritaskan pembangunan jalan ke tempat wisata dan wilayah yang dapat menyumbang PAD lebih tinggi, sehingga pinjaman bank dapat ditutupi dari perputaran ekonomi yang akan meningkat seiring infrastruktur baik, karena dampaknya terhadap pembangunan pendidikan dan kesehatan," katanya.
Spektrum - Tradisi "papajar" menjadi tolok ukur pemulihan ekonomi Cianjur
Oleh Ahmad Fikri Selasa, 5 April 2022 17:30 WIB