"Kami memiliki Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang yang dapat menyediakan benih bermutu yang berasal dari induk unggul dengan harga yang terjangkau. Apabila benih belum mencukupi, kami juga bisa datangkan dari UPT kami yang lain seperti Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, hingga ke Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo," kata Tebe.
Tebe juga berharap bantuan-bantuan yang disalurkan seperti excavator dan paket pengelolaan irigasi tambak partisipatif dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk membenahi tambak dan saluran pengairan agar menjadi lebih produktif sehingga KKP dapat fokus pada peningkatan kesejahteraan pembudi daya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Karawang, Abu Bukhori menyatakan bahwa prospek budi daya nila salin di Karawang menjadi sangat menjanjikan semenjak pembatasan KJA dilakukan di Waduk Jatiluhur.
“Melalui pembangunan kampung perikanan budi daya ini, kami berharap potensi tambak seluas 18 ribu hektare di Kabupaten Karawang dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga target peningkatan produksi dapat tercapai serta kesejahteraan masyarakat khususnya pembudi daya dapat terwujud,” kata Bukhori.
Luas area budi daya ikan nila di Desa Sedari Kabupaten Karawang mencapai 250 hektare dengan rata-rata luas lahan sebesar 2-7 hektare per petak tambak. Sebanyak 10 Pokdakan dengan 105 anggota pembudi daya yang ada di Desa Sedari dapat memproduksi 62,5 ton ikan nila dengan nilai produksi mencapai Rp1,125 miliar per bulan.