Kondisi itu didukung terutama dari pertumbuhan semen curah pada kelanjutan proyek-proyek infrastruktur dan katalis positif pembangunan ibu kota negara baru (IKN) serta pemulihan proyek-proyek komersial dari para pengembang.
Namun, untuk menekan biaya, perseroan telah meningkatkan tingkat konsumsi bahan bakar
alternatif dari 9,3 persen pada tahun 2020 menjadi 12,2 persen pada tahun 2021.
"Itu termasuk peningkatan penggunaan batu bara low calorific value (LCV) dari 80 persen menjadi 88 persen," demikian Christian Kartawijaya.
Baca juga: BNI dan Semen Indonesia terapkan solusi "digital value chain" terintegrasi