Melbourne (ANTARA) - Harga minyak turun sekitar satu dolar AS di perdagangan Asia pada Jumat pagi, karena Amerika Serikat dan sekutunya mempertimbangkan untuk melepaskan lebih banyak minyak dari penyimpanan ke pasar yang dingin dan ketika para pedagang menghadapi biaya yang lebih tinggi untuk perdagangan minyak berjangka Brent.
Minyak mentah berjangka Brent merosot 1,07 dolar AS atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 117,96 dolar AS per barel pada pukul 00.53 GMT, setelah meluncur 2,1 persen di sesi sebelumnya.
Baca juga: Minyak jatuh dua persen saat Uni Eropa gagal boikot minyak mentah Rusia
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terpangkas 1,20 dolar AS atau 1,1 persen, menjadi diperdagangkan di 111,14 dolar AS per barel, setelah tergelincir 2,3 persen di sesi sebelumnya.
Terlepas dari penurunan, kedua kontrak menuju kenaikan mingguan pertama mereka dalam tiga pekan terakhir, dengan Brent di jalur untuk lompatan 10 persen dan WTI di jalur untuk kenaikan 7,0 persen di tengah kekhawatiran yang lebih luas dari krisis pasokan karena sanksi terhadap Rusia, eksportir minyak mentah terbesar kedua di dunia.
Tindakan hukuman terhadap Rusia diberlakukan sejak invasinya ke Ukraina bulan lalu, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus".
Kekhawatiran pasokan meningkat setelah terminal Caspian Pipeline Consortium (CPC) di pantai Laut Hitam Rusia menghentikan ekspor pada Rabu (23/3/2022) setelah rusak oleh badai besar.