Depok (ANTARA) - Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meningkatkan sumber daya manusia pertanian yang berkualitas.
Dalam penandatangan kerja sama ini diwakili oleh Dedi Nuryamsi selaku Kepala BPPSDMP dan Prof. Arif Satria sebagai Rektor IPB.
Baca juga: Bupati Bogor kuliahkan 165 perangkat desa di IPB
"Kita ingin mendukung percepatan pembangunan pertanian lewat program-program, agar menghasilkan kapasitas SDM yang kompeten di era 4.0," kata Dedi Nursyamsi dalam keterangannya, Kamis.
Ia mengatakan perjanjian kerja sama ini dimaksudkan untuk menjalin koordinasi kedua belah pihak dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia pertanian yang berkualitas lewat program pendidikan, pengkajian dan pengabdian masyarakat.
"Tujuan umum yang ingin kami capai adalah berupa percepatan pembangunan pertanian," katanya.Sementara itu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menilai, dengan adanya PKS yang berlaku dalam jangka lima tahun ke depan ini, diharapkan kompetensi SDM pertanian dari kedua sisi memiliki daya saing dan jiwa wirausaha yang baik.
"Melalui perjanjian kerja sama yang berlaku hingga lima tahun ini, diharapkan SDM pertanian baik dari BPPSDM, maupun IPB dapat menjadi pribadi yang profesional, mandiri dan berdaya saing tinggi," tutur Syahrul Yasin Limpo.
Sejumlah program andalan yang menjadi poin pokok dalam MOU di antaranya, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kajian dan publikasi terkait pengusulan hak paten pengembangan SDM pertanian.
Selain itu juga dukungan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kapasitas sumber daya, hingga pengabdian dan pemberdayaan masyarakat lewat program-program terapan di bidang pertanian.
"Kami akan mendampingi, dan juga mengawal mahasiswa Polbangtan dan PEPI yang melakukan proses pembelajaran baik teori maupun praktik di kampus IPB," kata Rektor IPB Prof. Arif Satria.
Baca juga: Pemkab Bogor dan IPB bentuk tim penataan wilayah Bogor Barat