Cianjur (ANTARA) - Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Cianjur, Jawa Barat, mencatat kekosongan stok minyak goreng di pasar tradisional dan swalayan meski harga eceran tertinggi (HET) sudah dicabut pemerintah pusat, sehingga penambahan stok diajukan ke Pemprov Jabar.
Kepala Disperindag Cianjur, Tohari Sastra di Cianjur, Sabtu, mengatakan kekosongan stok minyak goreng kemasan di pasaran sudah terjadi sejak dua hari terakhir, namun stok minyak goreng curah masih tersedia meski hanya cukup untuk beberapa hari ke depan.
"Kami mendapat laporan setelah sidak bersama Forkopimda beberapa hari lalu, stok minyak goreng di tingkat agen dan distributor serta pedagang termasuk toko swalayan mengalami kekosongan. Namun untuk stok minyak goreng curah masih ada dengan harga Rp11.500 per liter," katanya.
Namun ungkap dia, stok minyak goreng curah juga mengalami keterlambatan sehingga stok yang ada hanya cukup untuk empat hari ke depan. Sejumlah agen dan distributor minyak goreng di Cianjur, menyebutkan keterlambatan pendistribusian karena cuaca ekstrem menjadi alasan pihak pabrikan.
"Kami akan gelar operasi pasar murah menjelang bulan puasa, setelah penambahan stok dikabulkan pihak provinsi. Kami juga terus berkoordinasi dengan Bulog Cianjur, agar ada penambahan stok menjelang bulan puasa, sehingga tidak ada lagi kekosongan atau kelangkaan," katanya.
Pedagang minyak goreng di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, mengatakan cuaca ekstrem menyebabkan pendistribusian minyak goreng dari tingkat distributor dan pabrikan terhambat, meski saat ini harga jual kembali naik dan tidak berpatok pada HET dari pemerintah.
