Bengaluru (ANTARA) - Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah sesi yang bergejolak sehari setelah penurunan harian terbesar dalam dua tahun, karena Rusia berjanji untuk memenuhi kewajiban kontrak dan beberapa pedagang mengatakan kekhawatiran gangguan pasokan sudah berlebihan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei jatuh 1,81 dolar AS atau 1,6 persen, menjadi menetap di 109,33 dolar AS per barel, setelah naik sebanyak 6,5 persen di awal sesi.
Baca juga: Harga minyak catat hari terburuk sejak pandemi, UEA serukan naikkan produksi
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman April merosot 2,68 dolar AS atau 2,5 persen, menjadi ditutup di 106,02 dolar AS per barel, menyerahkan lebih dari 5,7 persen dari kenaikan intraday.
Sejak invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina, pasar minyak menjadi yang paling bergejolak dalam dua tahun. Pada Rabu (9/3/2022) patokan global minyak mentah Brent membukukan penurunan harian terbesar sejak April 2020. Dua hari sebelumnya, mencapai level tertinggi 14 tahun di lebih dari 139 dolar AS per barel.
"Saya pikir beberapa 'kegelisahan perang' akan keluar dari pasar," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York. "Kami menolak 130 dolar AS dua kali minggu ini. Orang-orang mulai bertanya apakah ada terlalu banyak masalah pasokan. Masih banyak pasokan Rusia," katanya.