Jakarta (ANTARA) - Hasil panen bawang merah oleh petani di wilayah Cirebon terbebas dari hama jamur berkat pemupukan berimbang menggunakan pupuk produksi PT Pupuk Indonesia (Persero) sehingga terhindar dari gagal panen.
"Dengan pemupukan berimbang, hasil panen sangat baik. Umbinya tumbuh cukup besar, dan ada kenaikan panen," kata VP Pengendalian Operasi Pemasaran Wilayah Barat Pupuk Indonesia (Persero) Veronika Trisna Sukmawati usai panen bawang dengan petani di Cirebon.
Veronika dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan keberhasilan demonstrasi plot (demplot) di lahan bawang merah di Cirebon bisa dirasakan petani lainnya karena pemupukan berimbang menjadikan bertani lebih hemat dan efisien.
"Karena tidak memupuk berlebihan, modal tanam lebih hemat, tapi hasilnya justru lebih baik," katanya.
Musim tanam saat curah hujan tinggi biasanya menjadi tantangan bagi petani bawang merah. Varietas tersebut kerap diserang jamur fusarium yang bisa merusak bawang hingga menyebabkan gagal panen.
Namun hal itu tidak terjadi di lahan petani bawang merah asal Desa Silih Asih, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon H. Kardah. Tanaman bawang di lahannya tidak terpengaruh jamur fusarium, bahkan bisa melewati musim hujan dan menghasilkan panen dengan baik.
Kardah mengaplikasikan sistem pemupukan berimbang dari Pupuk Indonesia. Sejak awal Januari 2022, Kardah mengikuti demplot dan mengaplikasikan pupuk organik, urea, NPK dan NPK cair baik subsidi dan non subsidi.