Jakarta (ANTARA) - Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia melibatkan lebih dari 160 pabrik farmasi yang memproduksi zat obat untuk menjamin ketersediaan kebutuhan obat-obatan dan vitamin di tengah lonjakan pandemi COVID-19.
"GPFI mengerahkan segala kemampuan, sesuai dengan kapasitas dan keahlian masing-masing anggota untuk percepatan riset dan pengembangan, proses produksi, distribusi dan penguatan jaringan ritel apotek dan pedagang besar farmasi (PBF)," kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) Tirto Kusnadi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Tirto mengatakan bertambahnya kasus COVID-19 di Indonesia dalam sepekan terakhir cukup mengkhawatirkan, sebab angka kasus yang telah melampaui capaian delta sebanyak 56 ribu kasus pada Juli-Agustus 2021.
Tambahan 60 ribu kasus baru per hari di gelombang ketiga saat ini, katanya, memerlukan komitmen seluruh perusahaan farmasi yang tergabung dalam GPFI untuk menjamin ketersediaan obat-obatan dan vitamin untuk masyarakat di 34 provinsi.
Tirto mengatakan GPFI yang saat ini menguasai 88 persen volume peredaran obat nasional telah melibatkan lebih dari 160 pabrik farmasi yang memproduksi sekitar 2.000 jenis zat obat sebagai bahan baku obat antiviral, obat gejala simptomatis COVID-19 hingga multivitamin.
Ia mengatakan 1.600 pedagang besar farmasi dengan 600 cabang di seluruh Indonesia telah menyalurkan obat-obatan ke lebih dari 15.000 klinik dan puskesmas, 3.000 rumah sakit, lebih dari 17.000 apotek, sekitar 5.000 toko obat dan retailer lainnya.
GPFI: 160 pabrik farmasi jamin ketersediaan obat saat pandemi COVID-19
Jumat, 25 Februari 2022 14:19 WIB