New York (ANTARA) - Minyak jatuh lebih dari tiga persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), mundur dari level tertinggi tujuh tahun setelah Rusia mengatakan beberapa unit militernya kembali ke pangkalan mereka setelah latihan di dekat Ukraina, sebuah langkah yang tampaknya mengurangi ketegangan antara Moskow dan Barat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April anjlok 3,20 dolar AS atau 3,3 persen, menjadi menetap di 93,28 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret merosot 3,39 dolar AS atau 3,6 persen, menjadi ditutup pada 92,07 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak jatuh di Asia karena ambil untung, fokus konflik Rusia-Ukraina
Kedua harga patokan minyak mencapai tertinggi sejak September 2014 pada Senin (14/2), dengan Brent menyentuh 96,78 dolar AS dan WTI mencapai 95,82 dolar AS. Harga Brent melonjak 50 persen pada 2021, sementara WTI melonjak sekitar 60 persen, karena pemulihan permintaan global dari pandemi COVID-19 menekan pasokan.
Namun, sejauh ini tidak jelas berapa banyak unit pasukan yang ditarik Rusia, dan berapa jaraknya, setelah penambahan sekitar 130.000 tentara Rusia. Laporan awal Interfax tentang pergerakan pasukan telah mendorong minyak untuk memperpanjang kerugian.
"Situasinya sangat cair, tetapi hari ini jelas merupakan hari yang lebih tenang," kata Robert Yawger, direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho. "Ini akan menjadi sesuatu yang terjadi menit ke menit, hari ke hari."
Harga minyak jatuh dari tertinggi 7-tahun saat Rusia tarik beberapa pasukan
Rabu, 16 Februari 2022 7:51 WIB