New York (ANTARA) - Harga minyak sedikit beragam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena ketegangan geopolitik dan pasokan global yang ketat mendukung pasar ketika beberapa berspekulasi bahwa OPEC+ mungkin meningkatkan pasokan lebih besar dari yang diperkirakan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April yang diperdagangkan di London, patokan global untuk minyak, turun 10 sen atau 0,1 persen, menjadi menetap di 89,16 dolar AS per barel. Brent juga kehilangan sekitar 2 dolar AS pada awal perdagangan.
Baca juga: Harga minyak catat kenaikan bulanan terbesar setahun karena pasokan mengetat
Sebaliknya, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, patokan untuk minyak mentah AS, ditutup di 88,20 dolar AS per barel, naik tipis 5 sen atau 0,1 persen. WTI telah turun hampir 2 dolar AS di awal perdagangan.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, diperkirakan akan memutuskan pada pertemuan bulanan mereka Rabu untuk terus meningkatkan produksi secara bertahap. Tetapi Goldman Sachs mengatakan ada kemungkinan reli pasar minyak akan mendorong peningkatan yang lebih cepat.
Pada Jumat (28/1/2022), harga patokan minyak mentah mencapai harga tertinggi sejak Oktober 2014, dengan Brent menyentuh 91,70 dolar AS dan minyak mentah AS mencapai 88,84 dolar AS. Mereka naik sekitar 17 persen pada Januari karena kekurangan pasokan, ketegangan politik di Timur Tengah dan antara Rusia dan Barat atas Ukraina.