Beijing (ANTARA) - Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena investor menguangkan keuntungan dari kenaikan dua persen di sesi sebelumnya setelah Federal Reserve AS mengindikasikan kenaikan suku bunga Maret, yang mengarah ke koreksi teknis di pasar energi yang melonjak.
Minyak mentah berjangka Brent tergelincir 31 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 89,65 dolar AS per barel pada pukul 01.22 GMT, setelah melonjak sekitar 2,0 persen mencapai 90 dolar AS per barel untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun pada Rabu (26/1/2022).
Baca juga: Harga minyak tembus 90 dolar AS, pertama sejak 2014 dipicu ketegangan Rusia
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga merosot 26 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 87,09 dolar AS per barel, setelah menguat 2,0 persen di sesi sebelumnya.
Kontrak berjangka mundur di tengah penurunan yang lebih luas di pasar keuangan yang dipicu oleh kenaikan suku bunga Maret yang dikirim oleh Fed dan lonjakan dolar AS. Harga minyak mentah telah melonjak di tengah ketegangan antara Ukraina dan Rusia, produsen minyak terbesar kedua di dunia, yang telah memicu kekhawatiran gangguan gas alam ke Eropa.
"Tantangan pasokan yang berkelanjutan dan meningkatnya ketegangan Rusia-Ukraina terus mendukung harga minyak mentah. Ini sedikit turun hari ini tapi saya pikir itu tidak lebih dari langkah teknis," kata Howie Lee, ekonom di OCBC di Singapura.
Harga minyak jatuh di Asia karena ambil untung setelah Brent tembus 90 dolar
Kamis, 27 Januari 2022 10:34 WIB