Chicago (ANTARA) - Emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) karena aksi jual secara luas di Wall Street dan pasar Eropa didorong oleh ketegangan geopolitik atas Ukraina mendukung daya tarik safe-haven, sementara para investor bersiap untuk keputusan kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 9,9 dolar AS atau 0,54 persen menjadi ditutup pada 1.841,70 dolar AS per ounce. Di pasar spot, harga emas juga naik 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 1.840,16 dolar AS per ounce pada pukul 19.39 GMT.
Baca juga: Harga emas datar di perdagangan Asia jelang pertemuan Federal Reserve
Akhir pekan lalu, Jumat (21/1/2022), emas berjangka jatuh 10,8 dolar AS atau 0,59 persen menjadi 1.831,80 dolar AS, setelah terkikis 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.842,60 dolar AS pada Kamis (20/1/2022), dan melambung 30,8 dolar AS atau 1,7 persen menjadi 1.843,20 dolar AS pada Rabu (19/1/2022).
NATO mengatakan pihaknya menempatkan pasukan siaga di Eropa timur sebagai tanggapan atas peningkatan kekuatan militer Rusia di perbatasan Ukraina. Sementara Presiden AS Joe Biden membahas pengerahan ribuan tentara AS ke Eropa dan Baltik bersama sekutu AS.
"Cerita Ukraina positif untuk emas dan kebijakan Fed pada akhirnya akan berkembang menjadi sedikit lebih konservatif karena Fed masih percaya banyak hal yang akan bersifat sementara," kata Ed Moya, analis pasar senior di broker OANDA.
Harga emas terdongkrak 9,9 dolar dipicu ketegangan Ukraina, aksi jual saham
Selasa, 25 Januari 2022 6:37 WIB