Jakarta (ANTARA) - Perekayasa di Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Widjo Kongko mengatakan gempa Banten yang belum lama terjadi kembali mengingatkan akan adanya potensi gempa bumi megathrust Selat Sunda yang mencapai magnitudo 8,7.
Widjo menuturkan gempa bumi magnitudo 6,7 yang mengguncang Banten pada Jumat (14/1) pukul 16.05 WIB menjadi penanda bahwa Indonesia termasuk wilayah yang rentan bencana gempa bumi dan tsunami.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,3 di Yogyakarta bukan "megathrust"
"Gempa yang terjadi di Banten ini mengingatkan adanya potensi ancaman di Selatan Jawa, Selat Sunda, Sumatera, dengan potensi megathrustnya,” ujar Widjo Kongko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.
Doktor yang pernah meneliti potensi gempa bumi megathrust dan tsunami di Selatan Jawa tersebut mengatakan gempa bumi Banten terjadi di daerah yang disebut sebagai seismic gap, yakni zona yang selama ini tidak menunjukkan adanya aktivitas seismik.
Gempa bumi Banten yang berpusat di Selat Sunda pada Jumat (14/1) itu tidak menimbulkan tsunami.