Bangkok/Jakarta/Kuala Lumpur (ANTARA) - Perbedaan yang belum terselesaikan di antara negara-negara ASEAN tentang pelibatan junta militer Myanmar menyebabkan perpecahan dan memicu penundaan pertemuan para menteri luar negeri perhimpunan tersebut, yang dijadwalkan pekan ini.
Tahun lalu, ASEAN di bawah keketuaan Brunei Darussalam melakukan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan tidak mengikutsertakan pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing dalam KTT-nya.
Langkah itu diambil terhadap junta Myanmar karena kudeta militer di negara itu dan penggunaan kekuatan mematikan terhadap kalangan pengunjuk rasa.
Menurut Direktur Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri Indonesia Abdul Kadir Jailani, masalah pelik tentang kehadiran Myanmar dalam pertemuan-pertemuan ASEAN masih belum terselesaikan.
"Harus diakui bahwa masih diperlukan waktu untuk menyatukan pandangan," kata Kadir kepada wartawan.
Namun, ia mengatakan keputusan Kamboja sebagai ketua ASEAN tahun ini untuk menunda pertemuan pembukaan dapat dimengerti, mengingat ancaman virus corona varian Omicron.
Kamboja beralasan bahwa kesulitan untuk melakukan perjalanan telah menjadi penghalang kehadiran beberapa menlu ASEAN, sehingga pertemuan harus ditunda.