Ia menyampaikan agar sopir truk bisa lebih peka dengan membersihkan ban dan bagian truk lainnya sebelum masuk ke jalan raya.
“Ini ban kotor masuk ke jalan, tanah berserakan, hujan dikit pengendara motor bisa jatuh. Belum lagi kalau tanah mengering, itu bisa menyebabkan debu,” ucap Dedi kepada sopir truk.
Baca juga: Dedi Mulyadi bongkar modus aksi pengemis pura-pura buta di Purwakarta
Tak jauh dari situ, Dedi menemukan warung yang selama ini digunakan sebagai tempat pungutan liar setiap truk lewat. Di tempat ini Dedi bertemu beberapa orang pria yang mengaku warga setempat.
Dari pengakuan pria tersebut, setiap truk yang lewat membayar Rp10 ribu. Uang tersebut disebutnya untuk kepentingan warga.
“Dasarnya apa minta Rp10 ribu? Buat apa? Kalau bapak bilang itu uang untuk warga, buktinya tadi warga protes minta tolong ke saya. Kalau tidak ada dasarnya saya akan lapor ke polres bahwa ini pungutan liar. Pokoknya kalau ini masih kotor besok mobil saya palangin (parkir melintang) di sini,” kata Dedi Mulyadi.
Terkait hal tersebut, Dedi sempat meminta penjelasan Manajer Perkebunan Jalupang Yudi Mulyadi melalui sambungan telepon. Ia menanyakan asal usul tanah yang diangkut diduga berasal dari perkebunan.
Dedi Mulyadi ngamuk lihat tanah galian berceceran di jalan Subang
Senin, 17 Januari 2022 20:46 WIB