Melbourne (ANTARA) - Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Selasa pagi, setelah dua hari beruntun turun dengan beberapa selera risiko kembali ketika pasar menunggu petunjuk dari ketua Federal Reserve AS tentang potensi kenaikan suku bunga dan karena beberapa produsen minyak terus berjuang untuk meningkatkan produksi.
Minyak mentah berjangka Brent menguat 26 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 81,13 dolar AS per barel pada pukul 01.56 GMT, setelah jatuh sekitar satu persen di sesi sebelumnya. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 30 sen atau 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 78,53 dolar AS per barel, setelah jatuh 0,9 persen pada Senin (10/1/2022).
Baca juga: Harga minyak mentah turun tertekan kekhawatiran permintaan
Dolar AS yang lebih lemah membantu mendukung harga minyak pada Selasa, karena membuat minyak lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.
Penurunan harga minyak selama dua sesi sebelumnya didorong oleh kekhawatiran melonjaknya kasus COVID-19 di seluruh dunia yang berpotensi melemahkan permintaan bahan bakar.
Namun, analis menunjuk ketatnya pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Rusia dan sekutu, bersama-sama disebut OPEC+, tidak mengikuti permintaan dan mendukung harga lebih tinggi.