New York (ANTARA) - Harga minyak mentah merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), tertekan oleh kekhawatiran tentang permintaan yang dipicu oleh kenaikan global yang cepat dalam infeksi virus corona Omicron serta kenaikan pasokan minyak dari Libya.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret melemah 88 sen atau 1,1 persen, menjadi menetap di 80,87 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari turun 67 sen atau 0,9 persen, menjadi berakhir di 78,23 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak turun di Asia di tengah kekhawatiran kasus COVID-19 meningkat
Pada awal perdagangan, kedua kontrak naik sekitar 50 sen.
"Harga minyak mengikuti pasar saham yang lebih rendah di tengah kekhawatiran Omicron," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures di Chicago. Pasar juga mundur dari keuntungan awal sesi perdagangan karena Libya mengatakan hasil produksi minyaknya meningkat.
Pasar saham global tersandung lagi, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai tertinggi dua tahun ketika investor memangkas aset-aset berisiko karena spekulasi Federal Reserve AS dapat menaikkan suku bunga segera setelah Maret.