Singapura (ANTARA) - Minyak melemah pada awal perdagangan Asia, Senin pagi, dipicu kekhawatiran kasus varian virus corona Omicron yang meningkat pesat akan menghantam aktivitas ekonomi, meskipun kerugian tertahan oleh gangguan pasokan di Kazakhstan dan Libya.
Minyak mentah berjangka Brent merosot 38 sen atau 0,46 persen menjadi diperdagangkan di 81,37 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berkurang 34 sen atau 0,43 persen, menjadi diperdagangkan di 78,56 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak tergelincir, tetapi raih kenaikan mingguan sekitar lima persen
Data pekerjaan AS meningkat lebih rendah dari yang diharapkan pada Desember di tengah kekurangan pekerja, dan peningkatan pekerjaan dapat tetap moderat dalam waktu dekat karena infeksi COVID-19 yang meningkat mengganggu kegiatan ekonomi.
Lebih dari 304,87 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus corona baru secara global dan 5.834.506 telah meninggal, menurut penghitungan Reuters.
Perusahaan-perusahaan energi AS memulai tahun baru dengan terus menambah rig minyak dan gas alam setelah meningkatkan jumlah rig pada 2021, setelah dua tahun mengalami penurunan.
Harga minyak turun di Asia di tengah kekhawatiran kasus COVID-19 meningkat
Senin, 10 Januari 2022 9:21 WIB