Chicago (ANTARA) - Emas berjangka ditutup sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), terseret penguatan dolar dan indeks saham utama AS namun diimbangi risiko baru terhadap pertumbuhan ekonomi global dari meningkatnya kasus varian virus corona Omicron.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 2,9 dolar AS atau 0,16 persen, menjadi ditutup pada 1.808,80 dolar AS per ounce. Sementara di pasar spot, emas diperdagangkan stabil di 1.807,50 dolar AS per ounce pada pukul 18.39 GMT.
Sebelumnya, pada Kamis (23/12/2021), emas berjangka naik 9,5 dolar AS atau 0,53 persen menjadi 1.811,70 dolar AS, setelah terangkat 13,5 dolar AS atau 0,75 persen menjadi 1.802,20 dolar AS pada Rabu (22/12/2021), dan merosot 5,9 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.788,70 dolar AS pada Selasa (21/12/2021).
Baca juga: Harga emas naik, imbal hasil obligasi AS yang lemah imbangi penguatan dolar
Pasar AS ditutup pada Jumat (24/12/2021) untuk liburan perayaan Natal.
Optimisme bahwa gelombang terbaru dari pandemi COVID-19 yang dipicu oleh varian Omicron tidak akan mengganggu perekonomian telah membantu mendorong pasar saham lebih tinggi di sesi terakhir, meredam permintaan pasar untuk aset safe heaven emas.
Namun demikian, emas berhasil bertahan di atas harga yang signifikan secara psikologis pada 1.800 dolar AS pada awal hingga minggu terakhir perdagangan pada tahun 2021, analis pasar mencatat.
Harga emas berjangka tergelincir 2,9 dolar terseret penguatan "greenback"
Selasa, 28 Desember 2021 7:13 WIB