"Penghargaan tersebut sebagai 'Entrepreuner Wanita Muslimah' sekaligus menjadi panutan dan inspirator bagi wanita Indonesia," kata Kepala Humas SMK Wikrama Bogor Rudy Benyamin di Bogor, Ahad.
Ia menjelaskan penghargaan itu diberikan oleh Asosiasi Muslimah Pengusaha se-Indonesia (Alisa) "Khadijah".
Penghargaan bagi Itasia Dina Sulvianti, yang juga dosen statistik di Institut Pertanian Bogor (IPB) University itu, kata dia, disampaikan Ketua Alisa Khadijah ICMI Kota Bogor Dr Dwi Jayanti Gunandini, M.Si pada Sabtu (11/12).
Apresiasi atas capaian tersebut, menurut Rudy Benyamin, menambah catatan prestasi bagi SMK Wikrama Bogor, yang pada 20 April lalu ditetapkan menjadi pelaksana Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) Kemendikbudristek.
Sejumlah prestasi yang diukir SMK Wikrama di antaranya penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata tahun ke-I, sekolah peduli dan berbudaya lingkungan tingkat nasional (2010), penghargaan sebagai Sekolah Berwawasan Kebangsaan Kota Bogor, mengikuti Climate Change Forum di Paris Prancis (2015), menjadi anggota ASPNet yaitu sosialisasi sekolah-sekolah se-dunia yang menjadi "pilot project" di bidang Hak Asasi Manusia, Demokrasi, Budaya dan Isu Lingkungan di bawah UNESCO (2015).
Selain kantor pusatnya di Kota Bogor, SMK Wikrama juga ada di Kabupaten Garut (Jabar), Kabupaten Jepara (Jateng), Kabupaten Semarang (Jateng),di Kota Banjarmasin (Kalsel), dan Kabupaten Bekasi.
Kompetensi keahlian di SMK Wikrama saat ini adalah, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Teknik Komputer dan Jaringan, Rekayasa Perangkat Lunak, Multimedia, Bisnis Daring dan Pemasaran, Tata Boga dan Perhotelan.Pada tanggal 6 Juni 1997, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie meresmikan Alisa "Khadijah" sebagai Badan Otonom Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesa (ICMI). Asosiasi ini dipelopori oleh Ibu Hasri Ainun Habibie.
Alisa Khadijah menggunakan jaringan organisasi wilayah dan organisasi pusat untuk mengirimkan pengusaha-pengusaha dari daerah ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan Penganggulangan Pengangguran Pekerja Trampil (P3T).
Alumni pelatihan P3T nantinya diharapkan akan membuat lapangan kerja bagi pengangguran di daerahnya masing-masing.