ANTARAJAWABARAT.com, 7/10 - Film terbaru karya sutradara John De Rantau, Semesta Mendukung atau "Mestakung" menampilkan sebuah pesan nasionalisme dan kesungguhan hati seorang fisikawan muda yang berjuang dalam sebuah ajang Olimpiade Fisika di Singapura.
"Bisa dibilang seperti itu. Film ini mencoba menampilkan sisi nasionalisme dan kesungguhan hati seorang siswa yang jadi juara Olimpiade Fisika," kata Produser Film Semesta Mendukung Putut Widjanarko, di Bandung, Jumat.
Ditemui usai menghadiri acara Press Screaning Film Semesta Mendukung di Ciwalk XXI Mal Cihampelas Walk Bandung, Putut menuturkan film tersebut mencoba mengajak para orang tua dan anak-anak agar lebih mencintai ilmu pengetahuan (Fisika) dan bangga menjadi orang Indonesia.
"Kerinduan akan kehangatan dalam sebuah keluarga, pentingnya pendidikan, cinta tanah air. Menjadi sebuah ramuan yang Insya Allah bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat yang menonton film ini," ujar Putut.
Film yang diproduksi oleh Mizan Production ini memiliki budjet lebih rendah dari Film Laskar Pelangi.
"Kalau ngomongin budjet. Tentunya lebih 'low' daripada Laskar Pelangi karena Laskar Pelangi kan melibatkan banyak kru dan pemain," kata Putut.
Film yang digarap selama tiga minggu di Madura dan Singapura ini menceritakan perjalanan hidup Muhammad Arif (Sayef Muhammad Billah), seorang anak dari Pamekasan, Madura yang sukses menjadi jawara dalam olimpiade fisika.
Arif tinggal bersama ayahnya (Lukman Sardi) yang berprofesi sebagai petani garam yang beralih profesi menjadi sopir truk karena ladang garam sedang dilanda paceklik.
Sedangkan ibunya Salmah (Helmalia Putri) memilih bekerja sebagai TKW di Singapura dan meninggalkan Arif.
Beruntungnya, Arif memiliki Tari (Revalina S Temat), seorang guru di sekolah Arif yang selalu mendukung dan memotivasinya untuk mengikuti kompetisi olimpiade sains.
Hal itu didukung penuh oleh Arif bukan karena dia ingin memenangkan perlombaan tersebut tapi keinginannya untuk menemui ibunya di Singapura.
Saat Arif akan memulai kompetisi di Singapura, dia mendengar kabar dari sahabatnya Clara Annabela (Dinda Hauw) bahwa ibunya akan dipindahkan ke Malaysia.
Di sinilah Arif harus menentukan dua pilihan yaitu mengejar ibunya atau menyelesaikan kompetisi Olimpiade Fisika di Singapura.
Film ini juga menampilkan aktris peraih Piala Citra 2010 Laura Basuki, Indro (Warkop), Feby Febiola, Ferry Salim serta Sujiwo Tejo.
-ajat-