ANTARAJAWABARAT.com,28/9 - KA Harina Pagi jurusan Bandung-Semarang dan KA Rajawali Semarang-Surabaya dipastikan akan dihentikan operasinya karena okupansi penumpangnya sangat rendah, kata pejabat PT Kereta Api.
"Okupansi KA Harina Pagi sangat rendah, 30-40 persen sehingga dilakukan evaluasi lagi, rencananya penghentian KA Harina Pagi mulai 1 Oktober 2011," kata Direktur Komersial PTKA Sulistyo Wimbo Hardjito di sela-sela HUT PTKA Ke-66 di Bandung, Rabu.
Selain itu, KA Rajawali Semarang - Surabaya, yang menggunakan rangkaian KA Harina Pagi juga akan dihentikan operasinya karena alasan yang sama.
KA Harina pagi dioperasikan sejak Februari 2011 untuk mengakomodir pasar penupang Semarang - Bandung yang mendambakan perjalanan pada siang hari.
Sebelumnya, KA Harina beroperasi pada malam hari berangkat pukul 20.00 WIB dan tiba di Semarang pkl 04.00 WIB dengan okupansi rata-rata 80 persen.
"Berdasarkan survei pasar okupansi KA Harina malam saat itu sudah 80 persen, layak untuk mengoperasikan KA lain di jalur itu. Ternyata jumlah penumpangnya fluktuatif dan akhirnya rata-rata hanyan 30-40 persen," kata Wimbo.
Terkait rencana penghapusan jadwal perjalanan KA Harina Pagi terebut, penjualan tiket reservasi atau pemesanan tiket "online" untuk KA tersebut sudah ditutup sejak beberapa waktu lalu.
Hal itu mengindikasikan penutupan jadwal perjalanan KA itu sudah mendekati kenyataan dan tidak bisa dipertahankan lagi.
"Seluruh KA komersial dilakukan evaluasi secara periodik, dan KA Harina pagi memang okupansinya sangat rendah," katanya.
Selain KA Harina pagi dan KA Rajawali yang akan "dilikuidasi", Wimbo juga menyebutkan ada rencana untuk melikuidasi satu jadwal perjalanan KA Argo Parahyangan Bandung - Jakarta, terutama di jam pemberangkatan yang okupansinya rendah.
"Okupansi KA Argo Parahyangan sebenarnya ada peningkatan, namun ada jam-jam yang memang setelah dievaluasi okupansinya di bawah 40 persen. Rencana likuidasi salah satu jadwal perjalanan itu masih dibahas," kata Wimbo.
Sementara itu, Vice Presiden Public Relation PTKA Sugeng Priyono menyebutkan, rencana likuidasi KA tersebut masih terus dibahas. Salah satu alasannya untuk melakukan efesiensi operasional PTKA.
"Rencana itu masih dalam pembahasan, mungkin ada pengurangan jadwal perjalanan, selain itu penambahan rute juga masih memungkinkan," kata Sugeng.
Menurut Sugeng, selain meningkatkan pelayanan di KA komersial, pihaknya juga terus mengenjot pelayanan untuk KA kelas ekonomi. Salah satunya dengan melakukan batas toleransi kapasitas angkutan yang diberlakukan sejak angkutan Lebaran 2011.***5***
Syarif A