ANTARAJAWABARAT.com,16/9 - Sejumlah mahasiswa Universitas Garut (Uniga) menghadang Wakil Bupati Garut, Diky Chandra mempertanyakan langsung pengunduran diri dari jabatannya usai memberi materi kuliah umum pada kegiatan Pekan Orientasi Mahasiswa di kampus, Jumat.
Diky Chandra yang akan memasuki mobil dinasnya langsung dihalangi langkahnya oleh sejumlah mahasiswa yang mempertanyakan alasan mengundurkan diri yang bersangkutan dari jabatan Wakil Bupati Garut.
Salah seorang mahasiswa, Dedi Mawardi yang mengungkapkan langsung berbagai pertanyaan alasan mundurnya Wakil Bupati Garut dari jabatan sempat menjadi perhatian sejumlah mahasiswa lainnya maupun dosen setempat.
Dedi langsung mengungkapkan kekecewaannya kepada Diky Chandra terhadap putusan mengundurkan diri dari jabatannya padahal masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan.
"Saya kecewa dengan mundurnya Wakil Bupati Garut, padahal sebaiknya diteruskan jangan mundur," kata mahasiswa jurusan Ekonomi itu.
Apabila Diky Chandra tetap memegang pada pendiriannya mengundurkan diri, menurut Dedi, telah mengkhianati rakyat Garut yang telah banyak memilihnya pada Pilkada 2009 lalu.
Dana Pilkada yang cukup besar anggarannya itu, Dedi berharap Diky Chandra dapat mencabut keinginannya mengundurkan diri dari jabatannya dan kembali menjabat untuk membangun Kabupaten Garut menjadi lebih baik.
"Saya harap terus maju mengamanatkan rakyat, kami melarang bapak untuk mundur," kata Dedi yang diungkapkannya langsung kepada Diky Chandra.
Menanggapi pertanyaan yang disampaikan mahasiswa Uniga, Diky Chandra mengungkapkan tetap pada pendiriannya mengundurkan diri untuk kebaikan Kabupaten Garut.
Namun kemundurannya itu, kata Diky, bukan berarti meninggalkan Kabupaten Garut sehingga tidak berusaha membangun dan membantu Garut menjadi lebih baik ketika sudah tidak menjabat.
"Sebetulnya bukan berarti saya mundur terus pulang, tapi saya tetap bekerja, dan saya tidak mungkin mencabut mundur, tapi semua diserahkan kepada rakyat," tegas Diky.
Sebelumnya Diky Chandra menyampaikan tentang kepemimpinan di hadapan para mahasiswa baru Uniga di lapangan terbuka kampus tersebut.
Diky menjelaskan dalam memimpin atau mengeluarkan kebijakan tidak bisa dikemudikan oleh dua orang melainkan satu orang sehingga dalam memimpin satu daerah dapat berjalan baik.
Ia mencontohkan seperti pimpinan di Kepolisian ada Kapolres dan Wakapolres yang memiliki fungsi berbeda dan terstruktur dari atas sampai bawah.
Sementara struktur dalam kepemimpinan pemerintah daerah di atasnya terdapat Bupati kemudian langsung kepada Sekretaris Daerah (Sekda) dan selanjutnya pada pejabat birokrasi.
"Kalau Bupati di bawahnya Sekda. Wabup (Wakil Bupati) apa," kata Diky setengah bertanya.***3***
Feri P