ANTARAJAWABARAT.com,20/8 - Memasuki H-10 Lebaran Idul Fitri pasar sandang Tegal Gubug di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, semakin padat pengunjung dari berbagai daerah seperti Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat.
H Oman salah seorang pedagang busana muslim asal Kabupaten Tasikmalaya yang berjualan di pasar sandang Tegal Gubug kepada wartawan di Cirebon, Sabtu, mengatakan memasuki pekan ketiga bulan Ramadhan pengunjung pasar sandang Tegal Gubug semakin meningkat dibandingkan sebelumnya.
Pasar sandang Tegal Gubug merupakan pasar sandang di Cirebon, kata Oman, termasuk kelas nasional karena pedagang dan pembeli datang dari berbagai daerah, seperti dirinya asli dari Kabupaten Tasikmalaya, khusus berjualan busana muslim khas bordir Tasikmalaya.
Permintaan busana menjelang Lebaran meningkat tajam sehingga pengunjung pasar sandang Tegal Gubug semakin padat, mereka datang dari Sumatera utara, Palembang, Jambi, Lampung, Riau, Kalimantan, Bali hingga dari Papua, bahkan saat rupiah jatuh pedagang dari Afrika belanja di pasar tersebut.
Pasar Tegal Gubug tidak setiap hari buka, dalam satu pekan hanya dua kali pasaran yaitu pada hari Jumat hingga Sabtu sore, sementara Senin Malam hingga Selasa sore, untuk pembeli malam hari biasanya mereka konsumen dari luar Jawa. Jumlah pembelian mereka rata-rata ratusan juta rupiah.
Dua bulan menjelang bulan Ramadhan terjadi peningkatan omzet penjualan terutama pakaian jadi, permintaan paling tinggi masih dari Sumatera, Kalimantan, Bali dan Sulawesi. Untuk pasokan pakaian di wilayah Cirebon masih terbatas.Pedagang di pasar Tegal Gubug bervariasi barang dagangannya.
Rohman salah seorang pedagang busana dari Soreang, Kabupaten Bandung, menuturkan pengunjung pasar Tegal Gubug sejak dua bulan lalu sudah meningkat tajam, memasuki pekan ketiga Ramadhan permintaan berbagai jenis busana terus naik.
Sejumlah pedagang aneka sandang berkumpul di pasar sandang Tegal Gubug, kata Rohman, seperti dirinya kelompok pedagang busana dari Bandung, rombongan pedagang batik dari Pekalongan dan Solo mereka sudah menetap dan memiliki kios yang telah disediakan.
Dia mengaku, sekali pasaran dari Jumat sore hingga omzet penjualan kurang dari Rp 300 juta khusus busana produksi Soreang yang dijualnya, sementara pada hari biasa paling omzet penjualan kisaran kurang dari Rp 27 juta hingga Rp 30 juta.
Penjualan di pasar sandang Tegal Gubug partai besar, meski ada sejumlah masyarakat Kabupaten Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka yang datang dengan membeli eceran namun tetap dilayani oleh pedagang grosir. Karena jika dijumlahkan omzetnya cukup tinggi menjelang Lebaran.
Menurut dia, penjualan busana menjelang Lebaran memang naik hingga lima kali lipat dibandingkan hari biasa, pasar Tegal Gubug sudah cukup terkenal untuk ukuran nasional, karena harga aneka sandang bisa bersaing dan terhitung murah dibandingkan dengan pasar sandang lainnya di Indonesia.
"Pasar Tegal Gubug tempat berjualan sejumlah produsen pakaian jadi dari berbagai daerah, seperti Bandung, Tasikmalaya, Garut, Tegal, Solo, Pekalongan, kurang dari 20 tahun lalu pasar sandang tersebut sudah kelas nasional," katanya. ***4***
Enjang S
