Kota Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengingatkan warga untuk meningkatkan kewaspadaan terutama warga masyarakat yang
berada di titik-titik rawan bencana di enam kecamatan dan 68 kelurahan di wilayah tersebut.
Permintaan Bima Arya tersebut setelah pihaknya mendapati sedikitnya 24 titik lokasi terdampak kejadian longsor, banjir lintasan, pohon tumbang dan rumah roboh yang berhasil ditangani
Bima Arya dalam rilis yang diterima ANTARA, Selasa, lebih lanjut mengatakan berkaca pada kejadian longsor pada Minggu (7/11) yang berada di RT05/RW1 Kampung Kramat, Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah dan di jalan akses keluar Pasar Induk Jambu Dua, Tanah Sareal akibat tergerus oleh hujan deras selama berjam-jam di sore hari.
Bima Arya sempat mengunjungi sepasang pasangan suami istri (pasutri) Muhammad Sholeh dan Umsiah, satu hari setelah kejadian longsor, yakni Senin (8/11) yang nyaris menjadi korban dalam longsor yang menyapu rumah kontrakannya.
Keduanya dilaporkan bisa menyelamatkan diri setelah mendengar suara gemuruh retakan tanah. Meski demikian, Umsiah mengalami luka ringan pada bagian bahu akibat terkena material longsor.
Bima Arya saat menjenguk Umsiah di pengungsian meminta untuk warganya itu dibawa ke RSUD Kota Bogor agar mendapatkan perawatan medis, karena khawatir terdapat luka dalam.
“Kita sedang ada di fase siaga bencana. Titik-titik yang rawan disiagakan semua. Di titik ini sudah dilakukan penanganan. Ada ibu yang terluka sudah ditangani, saya minta dibawa ke RSUD khawatir akan lukanya," katanya.
Sebagai upaya siaga bencana, kata Bima, penting bagi warga yang rumahnya berada di bantaran sungai atau tebingan rawan longsor untuk tidak ditempati lagi.
“Supaya tidak terjadi lagi atau tidak ada korban jiwa, saya minta untuk dipindahkan. Warga sudah setuju, dicarikan oleh Pak Lurah ke lokasi lain. Tempat itu tidak bisa lagi untuk tempat tinggal. Saya minta membantu mencarikan kontrakan, bukan tempat sementara lagi tapi permanen,” jelasnya.
Bima melanjutkan, peristiwa ini menjadi peringatan untuk semua warga yang tinggal di daerah rawan dan tidak memiliki legalitas untuk secara bertahap bergeser.
“Ini contohnya. Kawasannya rawan. Tapi Alhamdulillah warga sudah menyadari dan dengan keinginan sendiri tidak mau tinggal di situ lagi dan mau pindah. Contoh bagi tempat lain,” katanya.
Bima pun memberikan instruksi kepada BPBD dan jajaran pemerintah di wilayah untuk segera menyalurkan kebutuhan warga yang terdampak bencana secara optimal.