Jayapura (ANTARA) - Persaingan dalam gelaran Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua langsung sengit sejak hari pertama perlombaan dan pertandingan bergulir pada Sabtu.
Pada hari pertama, atlet dari empat cabang olahraga yakni, atletik, bulu tangkis, tenis meja tunanetra, dan catur mulai bersaing satu sama lain.
Dua di antara cabang olahraga tersebut langsung memperebutkan medali dan atletik menjadi yang terbanyak. Berdasarkan data yang dihimpun Antara, sebanyak 35 medali emas diperebutkan pada hari pertama.
Sementara bulu tangkis memperebutkan satu medali emas untuk nomor beregu.
Untuk cabang olahraga atletik, tuan rumah Papua dan juara bertahan Jawa Barat langsung bersaing sengit untuk memperebutkan posisi teratas klasemen sementara perolehan medali.
Papua dan Jawa Barat sama-sama mengoleksi delapan medali emas dan tujuh perak. Namun tuan rumah berada di urutan pertama klasemen perolehan medali sementara karena lebih banyak dalam raihan perunggu yakni delapan atau selisih dua dari Jawa Barat.
Posisi ketiga di tempati Sumatera Utara yang pada hari pertama mengoleksi medali dari cabang olahraga atletik dengan raihan tujuh emas, lima perak, dan satu perunggu.
Persaingan antar kontingen khususnya tuan rumah dan juara bertahan diprediksi terus berlangsung sengit. Kedua kontingen sama-sama bertekad meraih prestasi tertinggi dalam pesta olahraga terbesar di Indonesia untuk atlet disabilitas tersebut.
Papua sebagai tuan rumah tak hanya ingin sukses dari segi penyelenggaraan, tetapi juga prestasi. Semangat atlet-atlet tuan rumah begitu membara dan salah satu wakilnya menjadi peraih emas pertama di Peparnas Papua.
Dia adalah Abraham Elopere yang finis terdepan pada perlombaan nomor 1.500 meter putra T20 cabang olahraga atletik dengan catatan waktu 4 menit 22,63 detik.
Dia mengalahkan wakil Jawa Tengah Nasrodin yang finis kedua usai mencatatkan waktu 4 menit 24,52 detik dan posisi ketiga diraih Leksi Kase dari Nusa Tenggara Timur dengan waktu 4 menit 24,52 detik.
Dengan raihan ini, Abraham Elopere berharap dapat memotivasi atlet tuan rumah lainnya untuk mendulang medali.
Pada hari pertama, Papua juga meraih emas masing-masing pada nomor lompat tinggi putra T42, 400 meter putri T12, lempar lembing putri F20, lempar lembing putri F42, lempar lembing putri F47, lompat jauh putri T12, dan lempar cakram putra F11.
Sementara itu, Jawa Barat ingin membuktikan bahwa predikat juara umum pada 2016 tak semata berstatus sebagai tuan rumah.
Untuk itu, Jawa Barat pun langsung tancap gas sejak hari pertama Peparnas Papua bergulir, Sabtu.
Dalam gelaran Peparnas edisi ke-16, Bumi Pasundan mengirim 244 atlet dan 90 ofisial dan mencanangkan target medali dengan rincian 130 emas, 90 perak, 70 perunggu.
Geliat atlet bulu tangkis
Sementara itu pada cabang olahraga bulu tangkis, sebanyak 217 atlet dari 26 provinsi mulai bersaing satu sama lain pada Sabtu.
Menurut pihak penyelenggara, jumlah tersebut meningkat sekitar dua kali lipat dari Peparnas edisi sebelumnya di Jawa Barat pada 2016.
Adanya peningkatan peserta Peparnas Papua lantaran cabang olahraga bulu tangkis sudah mendunia sehingga memacu atlet disabilitas untuk terjun dalam olahraga tepok bulu ini.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan peningkatan jumlah peserta pada cabang olahraga bulu tangkis tak lepas dari kesuksesan Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020.
Dalam pesta olahraga terbesar untuk atlet disabilitas di dunia itu, Indonesia secara keseluruhan membawa pulang dua emas, tiga perak, dan empat perunggu.
Dua emas yang diraih berasal dari cabang olahraga bulu tangkis. Leani Ratri Oktila adalah bintangnya karena sukses menjadi yang terbaik pada sektor ganda putri bersama Khalimatus Sadiyah dan ganda campuran berpasangan dengan Hary Susanto untuk klasifikasi SL3-SU5.
Cabang olahraga bulu tangkis juga menyumbang dua perak masing-masing melalui Dheva Anrimusthi (tunggal putra SU5) dan Leani Ratri Oktila (tunggal putri SL4).
Adapun perunggu masing-masing disumbangkan Suryo Nugroho (tunggal putra SU5) dan Fredy Setiawan (tunggal putra SL4).
Menpora pun optimistis regenerasi atlet bulu tangkis terus terjaga.
“Awalnya saya pikir kita akan agak kesulitan mencari atlet-atlet bagi Paralimpiade mendatang, tenyata banyak muncul pemain baru dan secara kualitas juga bagus-bagus. Saya optimistis untuk perkembangan olahraga disabilitas kita, apalagi NPC sangat serius dalam menyiapkan atlet. Kita akan motivasi mereka untuk mempersiapkan atlet Paralimpade,” kata Amali.
Kalimantan Selatan unjuk gigi
Pada hari pertama pertandingan cabang olahraga bulu tangkis, satu emas diperebutkan pada nomor beregu putra dan Kalimantan Selatan menjadi juaranya.
Pada final yang bergulir di GOR Cendrawasih, Kota Jayapura, Sabtu, Kalimantan Selatan mengalahkan Sumatera Selatan dengan skor 2-1.
Kepastian Kalimantan Selatan meraih emas setelah ganda putra Muhammad Aditya Marda/Ody Putra Nugraha berhasil mengalahkan wakil Sumatera Selatan Edi Amirico/Teguh Ariyanto dengan skor 21-16, 21-9.
Kalsel sempat tertinggal setelah pada laga pertama Miseran Fauzi kalah dari Reksi Sudarno dengan skor 6-12, 10-21.
Beruntung pada laga kedua Muhammad David Amrullah berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1 setelah mengalahkan Cleavrick Hasnami Alleornado dengan skor 21-7, 21-8.
Persaingan di Peparnas Papua diprediksi makin sengit. Terlebih mayoritas cabang olahraga mulai dipertandingkan pada Senin (8/11).
Peparnas Papua diikuti oleh 1.985 atlet penyandang disabilitas dari 34 provinsi yang akan berupaya mencetak sejarah sebagai yang terbaik.
Para atlet akan berlaga pada 12 cabang olahraga, terdiri atas angkat berat, atletik, boccia, bulu tangkis, catur, judo, menembak, panahan, renang, sepak bola cerebral palsy (CP), tenis lapangan kursi roda, dan tenis meja.
Baca juga: Jawa Barat ingin buktikan bukan jago kandang pada Peparnas Papua
Baca juga: Yanto siap pertahankan emas tenis meja tunanetra di Peparnas Papua