Bandung (ANTARA) - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan penganugerahan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada Peter Hywel Coleman OBE MA dalam bidang pendidikan dan kebijakan bahasa, secara daring melalui aplikasi zoom dan luring di gedung Achmad Sanusi pada Senin, 18 Oktober 2021.
Pemberian gelar diberikan oleh Rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin M.Pd MA, sesuai surat keputusannya sebagai bentuk apresasi UPI kepada kiprah Peter Hywel Coleman di bidang kebijakan bahasa dan prestasi yang diraihnya, salah satunya mendapat apresiasi dan gelar Officer Order of British Empire (OBA) dari Ratu Inggris.
Penganugerahan doktor kehormatan inidiselenggarakan dalam rangkaian pelaksanaan kegiatan Dies Natalis ke-67. UPI mempunyai perhatian dalam berbagai bidang, baik pendidikan maupun non kependidikan, sedang pada penganugerahan saat ini pada bidang kebijakan Bahasa.
Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik Didi Sukyadi penganugerahan gelar kehormatan ini merupakan murni dari capaian Hywel dan bukan karena faktor politis.
"Biasanya penganugerahan gelar honoris causa memiliki motivasi tertentu dan kebanyakan kepada para pejabat, kepada manteri dan pimpinan partai. Kita tidak memiliki pretensi atau tidak punya arah ke situ, kita murni melihat sesuatu yang sudah dilakukan oleh pak Hywel luar biasa. Pengabdian beliau di Indonesia sangat luar biasa dan diakui Ratu Inggris Ratu Elizabeth," ungkap Didi dalam keterangan Pprsnya secara daring, Jumat (22/10).
Menurut Prof. H. Fuad Abdul Hamied M.A Ph.D selaku ketua tim promotor pertanggungjawaban akademikdoktor kehormatan (doktor honoris causa)Peter Hywel Coleman merupakanseorang cendekia kelas dunia yang sangat produktif.
"Selama berkarir dalam bidang kebahasaan, Hywel Coleman telah menulis lebih dari 15 buku, baik yang ditulis sendiri maupun bersama-sama dengan ilmuwan dunia lainnya. Topik yang dibahas amat beragam terkait isu-isu pembelajaran Bahasa Inggris di berbagai belahan dunia dengan dukungan British Council. Secara geografis, isu pembelajaran bahasa yang ditulis Bapak Hywel Coleman membentang dari Afghanistan, Sri Lanka, Afrika Barat, Afrika Tengah, Republik Ceko, Eropa, dan Asia Tenggara," ujarnya.
"Hingga saat ini, Hywel Coleman juga telah menulis lebih dari 80 artikel yang diterbitkan dalam bentuk book chapters oleh penerbit internasionalbereputasi seperti Wiley-Blackwell, Palgrave Macmillan, Multilingual Matters, Routledge, British Council, Cambridge University Press, Prenctice Hall, Mouten de Gruyter, dan berberapa penerbit universitas di dalam dan luar negeri lainnya. Hywel Coleman juga menulis 2 resensi buku yang terbit pada jurnal internasional bereputasi, menulis lebih dari 10 artikel yang diterbitkan pada surat kabar dan majalah, menulis 2 buku pelajaran," kata Prof. H. Fuad Abdul Hamied.
Selain itu berdasarkan Google scholar menunjukkan bahwa karya ilmiah Hywel Coleman telah dirujuk oleh lebih dari 2.000 kutipan, dan buku beliau yang berjudul Society and the Language Classroom merupakan karya yang dirujuk paling banyak, di atas seperempat juta perujuk. Ini menempatkan posisi beliau pada Hirsh-Index 22 dan pada i-10 index sebesar 38.
Hywel Coleman merupakan anggota aktif pada berbagai organisasi profesi internasional seperti BAAL (British Association of Applied Linguistics), Southern Multilingualisms and Diversities Consortium, dan Teachers of English as a foreign language in Indonesia (TEFLIN).
Penganugerahan gelar doktor honoris causa ini membuat Peter Hywel Coleman merasa berbangga atas pemberian anugerah doktor kehormatan (doktor honoris causa) dari Universitas Pendidikan Indonesia. Ini karena perjuangan atas kiprahnya dalam berbagai penelitian, publikasi jurnal dan buku yang ditujukan bagi masyarakat Indonesia tidak sia-sia.
"Ini merupakan suatu kehormatan yang luar biasa bagi saya, dan merasa terkejut pertama kali ketika pak Didi bertanya apakah bersedia dicalonkan (mendapatkan gelar HC), saya merasa tidak percaya ketika ada mendengar pertanggungjawaban dari promotor, dan itu membuktikan ada orang yang membaca tulisan saya," ujar Hywel Coleman.
Peter Hywel Colemanmengungkapkan bahwa sebagai masyarakat Indonesia harus berbangga atas Bahasa Indonesia. "Keputusan para pemimpin di Indonesia sangat tepat dalam memutuskan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara sesuai undang-undang. Selain itu masyarakat Indonesia harus berbangga memiliki Bahasa Indonesia dan memiliki lebih dari 700 bahasa daerah yang harus dilestarikan keberadaanya," ungkap Hywel.
Awal kiprah Peter Hywel Colmen di Indonesia dilakukan sejak tahun 1972. Ia melakukan penelitian dan pengkajian bahasa sampai sekarang. Peter Hywel Colmen mengembangkan model kebijakan bahasa di Indonesia.
Sebelum di Indonesia, Hywel Coleman sempat ingin datang ke India, setelah menyelesaikan studi dan meraih ijazah pendidikan guru. Namun keinginan tersebut punah ketika adanya permasalahan diplomasi antara pemerintah Inggris dan India yang melarang warga inggris masuk ke negara India.