Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim mengatakan pihaknya siap membantu memperluas pasar kerajinan rotan dari Cirebon, Jawa Barat, termasuk untuk ekspor.
“Pasar untuk industri olahan rotan memang luar biasa, nanti kita bisa hubungkan dengan ekosistem yang saat ini sudah kita bangun melalui Smesco (lembaga di bawah naungan Kemenkop-UKM),” ujar dia ketika kunjungan kerja ke Desa Bakung Kidul, Kecamatan Jamblang, Cirebon, sebagaimana dikutip dari siaran pers Kemenkop UKM di Jakarta, Jumat.
Arif Rahman mengatakan sekitar 80 persen produk rotan yang diekspor berasal dari Cirebon, salah satunya dari Desa Bakung Kidul.
Dia mengharapkan agar produsen rotan dari wilayah ini dapat mendaftarkan diri di aplikasi bela pengadaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP). Dengan teregistrasi dalam aplikasi ini, katanya, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki kesempatan untuk memasarkan produk untuk memenuhi kebutuhan belanja pemerintah.
Selain itu, telah tersedia pula Pasar Digital (PaDi) untuk UMKM. Program tersebut merupakan gagasan dari Kementerian BUMN. Melalui PaDi ini, UMKM dapat menawarkan produk-produknya kepada BUMN .
“Jadi pemerintah dan BUMN punya kewajiban membeli produk UMKM melalui laman LKPP dan PaDi, saya harap bapak-ibu bisa masuk ke situ agar bisa memperluas pemasaran. (Adapun) untuk perluasan pemasaran khusus untuk ekspor, kita bisa fasilitasi lewat Smesco agar ada pendampingan," papar Arif.
Sementara itu, Kuwu (Kepala Desa) Desa Bakung Kidul Bambang Setiawan menyampaikan bahwa beberapa UMKM yang memproduksi rotan di wilayahnya sudah berhasil menembus pasar ekspor.
Namun, diakuinya permintaan produk rotan sedikit mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19. Sebelum pandemi, dikatakan rata-rata pasokan produk ekspor rotan dari Cirebon mencapai 1.500 kontainer, di antaranya produk olahan rotan dari wilayahnya.
Karenanya, diharapkan pemerintah dapat membantu para UMKM rotan agar lebih mudah mendapatkan bahan baku serta dukungan pembiayaan untuk tambahan modal kerja.
"Kita ingin dibantu dari sisi penguatan SDM dan dari sisi permodalan untuk mengembangkan usaha kami. Selain itu, juga perlu dukungan teknologi untuk memaksimalkan potensi yang ada di wilayah kami," ucap dia.
Baca juga: Kemenperin pacu kinerja industri furnitur rotan Cirebon di tengah PPKM
Baca juga: HIMKI minta pemerintah bantu carikan solusi kelangkaan bahan baku rotan