Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan berpotensi menguat seiring meredanya kekhawatiran pasar soal gagal bayar Evergrande.
Rupiah pagi ini bergerak melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.250 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.243 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah berpeluang menguat hari ini dengan menguatnya minat pasar terhadap risiko sejak kemarin," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Semalam, indeks saham AS rata-rata ditutup menguat di atas 1 persen. Sementara harga emas yang merupakan aset aman bergerak turun. Sedangkan nilai tukar utama dan regional bergerak menguat terhadap dolar AS.
Menurut Ariston, perbaikan sentimen minat pasar terhadap risiko itu disebabkan oleh tindakan Bank Sentral China yang menyuntikkan dana ke sistem perbankan untuk meningkatkan likuiditas di tengah krisis utang perushaaan properti Evergrande.
"Evergrande juga menyatakan masih berusaha untuk membayar kewajibannya. Persoalan utang ini belum selesai, tapi untuk sementara, kekhawatiran pasar mereda," ujar Ariston.
Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Kamis (23/9) bertambah 2.881 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,2 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 160 kasus sehingga totalnya mencapai 141.114 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 4.386 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,01 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 47.997 kasus.
Untuk vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 83,25 juta orang dan vaksin dosis kedua 46,98 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran Rp14.220 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.260 per dolar AS.
Pada Kamis (23/9) lalu, rupiah ditutup stagnan alias sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.243 per dolar AS.
Baca juga: BI: Rupiah tidak ditargetkan jadi mata uang tunggal dalam LCS
Baca juga: Kurs Rupiah stagnan dibayangi kenaikan suku bunga lebih cepat oleh The Fed
Kurs rupiah berpotensi menguat seiring meredanya kekhawatiran Evergrande
Jumat, 24 September 2021 10:20 WIB