Bandung, 16/4 (ANTARA) - Hujan deras disertai gledek atau petir dengan intensitas sambaran tingkat tinggi menyambat-nyambar langit Kota Bandung, Sabtu siang.
Beberapa sambaran gledek dengan kilatan yang diikuti suara menggelegar beberapa kali 'manciutkan' sejumlah warga yang terpaksa menghentikan aktifitasnya karena kuatir terkena sambaran.
"Dalam beberapa hari terakhir ini 'gledek' galak-galak, biasanya dibarengi hujan deras," kata Firman (45) salah seorang warga Sumurbandung Kota Bandung.
Karena sambaran gledek cukup signifikan dengan intensitas yang cukup sering, sebagian warga Bandung mengaku mematikan televisi dirumah masing-masing karena kuatir terkena petir.
Menurut Firman, biasanya gledek menyambar antena televisi yang rata-rata terpasang di atas genting rumah penduduk.
"Hujan derasnya sih biasanya berlangsung sesaat, hanya gledeknya itu menakutkan. Angin kencang juga lebih sering terjadi dalam beberapa hari terakhir," katanya.
Sementara itu hujan deras yang disertai angin kencang dan gledek mengakibatkan sejumlah ruas jalan raya di Kota Bandung tergenang banjir dan mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas.
Salah satunya terjadi di ruas Jalan Raya Napan, yang mengakibatkan kemacetan panjang di kawasan Jalan Asia Afrika, Alun Alun Bandung dan Jalan Braga.
Kepadatan arus lalu lintas juga terjadi di sejumlah ruas jalan lainnya seperti Jalan Juanda, Jalan A Yani dan di Jalan Lingkat Selatan akibat genangan banjir di sejumlah titik jalan utama di Kota Kembang itu.
Sementara itu Prakirawan Cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Susi Susiana menyebutkan hujan deras disertai petir dengan intensitas sambaran tinggi dan angin kencang merupakan fenomena bergantian musim.
"Akhir April dan awal Mei ini merupakan musim peralihan dari penghujan ke kemarau, fenomena hujan deras dengan petir dan hembusan angin kencang biasa terjadi, masyarakat perlu mengantisipasi dan waspada," kata Susi Susiana.
Menurut Susi, fenomena lainnya yang biasa terjadi di musim peralihan itu adalah angin puting beliung dan hujan es juga perlu diantisipasi warga. Ia menyebutkan fenomena itu tidak bisa diprediksi, namun sesekali pasti mewarnai pergantian musim.
Lebih lanjut, prakirawan BMKG Bandung itu menyebutkan hembusan angin saat ini terjadi peralihan dari angin baratan atau angin penghujan ke angin timuran atau kemarau.
"Dalam peralihan angin ini yang mempengaruhi musim transisi. Biasanya hujan deras turun dalam waktu singkat dan sifatnya lokal, tapi perlu diwaspadai angin kencang yang kerap menyertainya," kata Susiana.
Pada kesempatan itu, prakirawan itu merekomendasikan masyarakat untuk menghindari bepergian atau berkendaraan di jalanan yang rimbun pepohonan yang sudah tua dan lapuk untuk menghindari batang yang patah.
"Lebih baik menunggu hujan reda, diharapkan Pemkot Bandung melakukan pengawasan pohon-pohon tua yang sudah lapuk agar tidak membahayakan pengguna jalan," kata Susi Susiana menambahkan.***4***
Syarif A