Bandung (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna menyebut penyekatan ganjil-genap bagi kendaraan yang melintas di sejumlah jalur arteri membuat jalan lebih sepi dari hari-hari biasanya.
"Misalnya dalam jam yang sama, keseharian volume kendaraan berapa, dan dibandingkan saat adanya ganjil genap, namun secara kasat mata juga terlihat menurun," kata Ema di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu.
Selain itu, Ema pun memastikan penyekatan ganjil-genap itu tidak menyebabkan kemacetan di kawasan lain akibat pengalihan arus kendaraan yang tidak boleh melintas.
Menurut Ema, polisi pun telah mengatur lalu lintas hingga tidak terjadi kepadatan di sekitar kawasan yang diterapkan penyekatan ganjil-genap.
"Dan pemberlakuannya harus humanis, dan juga ada pengecualian, ojek online, angkutan barang, kan bebas, dan juga penghuni jalur ini bisa menunjukkan identitas, dan juga pengunjung hotel asal menunjukkan bukti," kata dia.
Adapun menurutnya penerapan ganjil-genap itu diperlukan dalam upaya menekan mobilitas masyarakat. Meski saat ini indikator penurunan COVID-19 telah terjadi di Bandung, namun antisipasi harus tetap dilakukan.
"Jadi selain kita ingin mengendalikan, kita juga mengedukasi masyarakat bahwa Bandung ini di level empat," kata Ema.
Penyekatan ganjil-genap itu dilakukan di dua titik yakni di Jalan Asia Afrika, mulai dari Simpang Tamblong-Asia Afrika hingga Simpang Otista-Asia Afrika. Kemudian Jalan Ir Djuanda, mulai dari Simpang Cikapayang, hingga Simpang Dago.
Pemberlakuan ganjil-genap itu dilakukan pada dua waktu, yakni pada pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB, dan pada pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.
Baca juga: Robert Alberts yakini program 'Persib Vaksin' berdampak positif
Baca juga: Kendaraan pelat B mulai padati jalur wisata di Kota Bandung