Cianjur (ANTARA) - Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman, berdalih terlambatnya memasukan data terbaru ke provinsi dan pusat, membuat Cianjur masih masuk dalam zona merah untuk pertama kali selama pandemi berlangsung, meski satgas mencatat tingkat penularan mulai menurun sejak dua pekan terakhir.
"Ini hanya keterlambatan dalam memasukan data dan informasi terbaru ke satgas di pusat dan provinsi, sehingga Cianjur masuk dalam 21 kabupaten/kota di Jawa Barat yang berstatus zona merah. Namun melihat hasil evaluasi setelah PPKM darurat, tingkat penularan terus menurun, meski sempat mencapai angka 1.500 orang," katanya di Cianjur, Jumat.
Namun satu pekan terakhir, angka tersebut mengalami penurunan yang cukup tajam, diangka 400 orang yang terpapar dan menjalani isolasi mandiri serta isolasi terpusat seperti vila khusus dan rumah sakit. Hal yang sama tambah dia, terlihat dari angka kesembuhan yang mencapai ribuan orang, sehingga hasil evaluasi menunjukan Cianjur, kembali ke zona orange .
Banyaknya pegawai dinas terkait yang bertugas menginput data ke website, positif COVID-19 sehingga harus menjalani isolasi, membuat data pasien yang sudah sembuh dan data terbaru belum masuk. Bahkan ungkap dia, selama satu bulan terakhir, Cianjur masuk peringkat kedua di Jabar dalam penanganan cepat COVID-19, dimana tingkat kesembuhan mencapai 90 persen dari total 10.129 pasien positif.
"Kami sudah meminta Dinkes Cianjur, untuk segera memperbarui data di website daerah, propinsi dan pusat, agar status zona merah dapat dihilangkan karena saat ini, kondisi Cianjur, sudah mulai rendah penularan dan angka kesembuhan terus meningkat. Ini jelas ada kesalahan data terbaru yang belum di kirim, " katanya.
Dijelaskan, meski PPKM diperpanjang namun Cianjur mendapat relaksasi 3 ke 2, sehingga level PPKM yang diterapkan hingga tanggal 25 Juli, diperlonggar. Dimana toko non esensial yang sempat tutup selama PPKM darurat, sudah kembali dibuka, namun tetap menerapkan prokes ketat, sehingga upaya tersebut dapat menekan angka penularan virus berbahaya.
"Ini juga menjadi barometer kenapa saya bilang Cianjur masuk zona orange menuju kuning. Karena kita dapat menekan angka penularan serta memberikan pelayanan cepat terhadap pasien positif yang menjalani isolasi mandiri dan terpusat. Jadi bukan dari orange ke merah, karena belum masuk data terbaru di website provinsi dan pusat, " katanya.
Meski angka penularan mulai menurun, pihaknya berharap warga tetap menjalankan prokes secara ketat dan menghindari kerumunan, agar Cianjur dapat kembali ke zona hijau atau nol kasus COVID-19, agar kehidupan di Cianjur dapat kembali berjalan normal tanpa ada pembatasan.
Seperti diungkapkan pemilik bengkel kendaraan di Cianjur yang berharap PPKM tidak diperpanjang hingga akhir bulan karena selama pembatasan tersebut, mereka tidak mendapatkan penghasilan serta tidak mendapat bantuan dari pemerintah, sehingga terpaksa berhutang.
Baca juga: Sekda Cianjur positif COVID-19 jalani isolasi di RSUD
Baca juga: Dinkes Cianjur catat saat PPKM darurat 39 pasien COVID-19 meninggal
Baca juga: Pemkab Cianjur diminta beri layanan pasien COVID-19 terpusat