Bandung (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Herawanto mengatakan pihaknya mendorong pesantren nenggunakan jasa digital banking yang telah banyak disediakan oleh industri perbankan seperti terdigitalisasi menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS.
"Kami mendorong lahirnya pelaku usaha yang bergerak pada produk syariah seperti fesyen. Total telah ada 65 pesantren yang menjadi binaan Bank Indonesia," kata Herawanto saat memberikan smbutan pada acara Road to Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Jawa Barat tahun 2021 yang digelar secara daring, Rabu.
Herawanto menuturkan hingga saat ini, telah terdapat 65 pondok pesantren mitra Bank Indonesia di Jawa Barat berkolaborasi dengan dinas pemerintah provinsi dan daerah yang tersebar di Jawa Barat dengan mengusung adopsi dan optimalisasi konsep digital and integrated farming.
"Di sini dilakukan implementasi digitalisasi melalui penerapan proses teknologi secara end-to-end mulai dari sistem Internet of Things (IoT) dalam produksi hingga pemasaran onboarding di dalam e-marketplace termasuk penyelesaian transaksi pembayarannya menggunakan QRIS," kata dia.
Hingga saat ini pihaknya juga terus berusaha berkolaborasi dengan berbagai lembaga untuk menggenjot ekonomi Jawa Barat ditengah pandemi, salah satunya melalui ekonomi syariah.
"Ekonomi keuangan syariah bukan konsep eksklusif, tapi konsep inklusif dan universal bagi seluruh masyarakat. Kita bisa lihat China yang mampu ekspor produk syariah. London juga berhasil menerapkan keuangan syariah dan banyak lainnya," kata dia.
Namun, saat ini Indonesia lebih banyak menjadi pelaku masif dan potensi pasar syariah Indonesia lebih banyak menjadi konsumen ketimbang menjadi pelaku.
"Sehingga kami berupaya kolaborasi dengan berbagai lembaga untuk pengembangan terbentuknya ekosistem syariah," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Kang Emil menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia di Jawa Barat yang konsisten bersinergi dengan pemerintah, OJK, perbankan dan berbagai stakeholder terkait upaya mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Barat.
Pelaksanaan Road to Fesyar 2021 Jawa Barat ini, diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada semua pihak bahwa ekonomi dan keuangan syariah di Jawa Barat sudah semakin luas jangkauan manfaatnya, semakin besar ekosistem yang terbentuk, semakin beragam model bisnis yang mengusung nilai keadilan bagi masyarakat, dan peran teknologi yang mengakselerasi seluruh prosesnya.
Ekonomi dan keuangan syariah dapat membantu menopang optimisme bahkan mendorong pemulihan ekonomi dengan nilai-nilai solidaritas sosial, adil, kolaborasi, serta kesetaraan yang terkandung di dalamnya.
"Untuk itu, pengembangan ekonomi syariah melalui dukungan terhadap Road to Fesyar 2021 Jawa Barat perlu didukung untuk mempercepat pemulihan ekonomi Jawa Barat di masa pandemi, dan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pascapandemi," kata dia.
Untuk mendukung keberlanjutan pemulihan ekonomi Jawa Barat, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, Bank Indonesia wilayah Jawa Barat bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, OJK, Perbankan, Hebitren, MES, BAZNAS, KNEKS, ISEI Jabar dan stakeholder terkait lainnya menyelenggarakan rangkaian acara Road To Fesyar (RTF) 2021 Jawa Barat.
Rangkaian acara dengan tema “Sinergi (Korporatisasi, Digitalisasi, dan Wakaf produktif) untuk Pemulihan Ekonomi Jawa Barat”, secara resmi dibuka oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, bersama Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Herawanto, Rabu.
Hadir menyaksikan peresmian acara secara virtual, jajaran Anggota Komisi XI DPR-RI daerah pemilihan Jawa Barat, Kepala Bank Indonesia Cirebon, Bakti Artanta dan Kepala Bank Indonesia Tasikmalaya, Darjana.
Road To Fesyar 2021 Jawa Barat diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut mulai 21 hingga 23 Juli 2021 dalam bentuk rangkaian acara bersambung yang diawali dengan pembukaan di Bandung, kemudian di Tasikmalaya dan ditutup di Cirebon.
Rangkaian Road to Fesyar 2021 Jawa Barat menampilkan berbagai inisiatif program strategis Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat yaitu peluncuran Ikatan Hiji Santri Inovasi (IKHSANI)- Hebitren Jabar; business matching UMKM dengan lembaga keuangan, buyer, termasuk modern market; penyerahan sertifikasi halal, dan wakaf produktif sebagai alternatif solusi pembiayaan di saat pandemi.
Rangkaian acara juga menampilkan “Ruang Riung Syariah” sebagai forum diskusi berbagai topik penting implementasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah seperti korporatisasi, digitalisasi, halal value chain dan wakaf produktif.
Selain itu dilakukan pula upaya mendukung keberlangsungan usaha UMKM dengan menampilkan showcasing produk UMKM secara virtual yang produknya dapat dibeli melalui www.roadtofesyarjabar.karyakreatifjawabarat.com.
Baca juga: Dinas KUKM Bandung sebut digitalisasi kunci bertahannya UMKM kala PPKM
Baca juga: Menparekraf Sandiaga ajak UMKM belajar buat konten digital
Baca juga: Membangun bisnis bermodal ratusan ribu beromzet ratusan juta, bisa?