Ngamprah, 14/12 (ANTARA) - Konsep pembangunan di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jabar, belum merata, itu terlihat dari belum meratanya penyebaran populasi penduduk yang hanya terkonsentrasi di tiga kecamatan saja.
Kecamatan Ngamprah, Padalarang dan Lembang menjadi tiga kecamatan yang padat penduduk, berbanding terbalik dengan tiga kecamatan lainnya seperti Rongga, Gununghalu dan Sindangkerta yang berpenduduk sedikit, kata Kepala BPS KBB, Erwan Syahriza di Ngamprah, Selasa.
"Kalau melihat tidak meratanya sebaran penduduk ini. Artinya, warga masih melihat adanya kepesatan pembangunan di tiga kecamatan seperti Ngamprah, Padalarang dan Lembang. Dengan luas wilayah KBB sekitar 1.305,77 kilometer persegi, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk di KBB sebesar 1.159 orang/kilometer persegi. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk di KBB per tahun selama sepuluh tahun terakhir dari 2000-2010 sebesar 1,99 persen," kata Erwan.
Menurutnya, berdasarkan hasil sensus yang dilakukannya itu diketahui jika kecamatan perkotaan seperti Ngamprah, Padalarang, Lembang, Parongpong, Cisarua, dan Batujajar, persentasenya angka laju pertumbuhan penduduknya sangat tinggi. Ini dikarenakan banyak pendatang yang datang ke KBB dengan berbagai kepentingan, seperti untuk pendidikan, bekerja, atau ikut keluarga, dan lain-lain.
"Secara rata-rata angka pertumbuhan di KBB memang 1,99 persen, tapi untuk kecamatan perkotaan angkanya menembus hingga 3,37 persen dengan jumlah penduduk mencapai 1.513.634 jiwa," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Pedesaan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa (BPMPD) Med Ardiwilaga mengatakan, jika di kabupaten termuda di Jawa Barat ini terdapat 39 desa di sembilan kecamatan yang masih berstatus tertinggal.Jumlah itu termasuk besar jika dilihat dari total 165 desa dan 15 kecamatan.
"Salah satu contoh desa tertinggal itu adalah Desa Tenjolaut di Kecamatan Cikalongwetan di mana ada warganya yang sama sekali belum menikmati aliran listrik," ujarnya
Menurut dia,indikator desa tertinggal dapat dicemati dari segi infrastruktur,akses jalan, pendidikan, ekonomi,kesehatan,dan kehidupan sosial masyarakatnya. Karena itu, guna mengejar ketertinggalan desa dari desa lain, Pemkab Bandung Barat telah menetapkan empat program unggulan.
Salah satunya adalah program alokasi dana desa (ADD) 2010.ADD terbesar diterima Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, senilai Rp193 juta, sedangkan yang terkecil Desa SukasariRp107juta. Berikutnya Program Percepatan Kemandirian Desa (P2KD) yang dianggarkan Rp8,250 miliar, program Bumdes yang tiap tahunnya digulirkan di 35 desa dan PNPM perkotaan juga pedesaan.
Selain keberadaan desa tertinggal, menurut Med, KBB memiliki tiga desa peradaban yang merupakan desa-desa dengan predikat juara di tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Ketiga desa itu adalah Desa Cikole Kecamatan Lembang, Desa Cilame Kecamatan Ngamprah dan Desa Cicangkang Girang Kecamatan Sindangkerta.***3***