Jakarta (ANTARA) - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) berkolaborasi dengan BEM Sekolah Bisnis (SB) IPB University mendampingi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Desa Sukawening, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor berkaitan dengan konsep sekaligus praktik digital marketing.
“BEM FEMA sudah empat tahun melakukan pengabdian di Desa Sukawening. Sebelumnya, program pengabdian yang dilakukan pernah menyasar program pertanian hingga membuat Sukawening menjadi desa wisata,” kata Ketua BEM FEMA IPB University, Lu’lu’ Firdausi Haqiqi, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Namun, katanya, saat pandemi COVID-19 program tersebut tidak berjalan. Kemudian BEM FEMA melihat masyarakat di Desa Sukawening sedang berusaha meningkatkan kembali ekonominya.
Oleh karena itu, BEM FEMA yang berkolaborasi dengan BEM SB IPB University ingin meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukawening dari kewirausahaannya.
“Kegiatan hari ini temanya tentang digital marketing dan mengundang UMKM di Desa Sukawening. Kami berusaha membantu memasarkan produk-produk yang dihasilkan masyarakat setempat,” katanya.
Selain program edukasi, BEM FEMA dengan BEM SB juga mendampingi dan membina masayarakat Desa Sukawening untuk membuat produk UMKM. Nantinya produk tersebut akan menjadi produk unggulan di Sukawening yang berbahan dasar dari singkong.
“Namanya Singwening. Insya Allah kalau ini berhasil akan dilanjutkan dan dikembangkan lagi produk-produknya itu,” kata mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (SKPM) IPB University itu.
Ia menambahkan kolaborasi tersebut dilakukan melalui program Samisaena BEM FEMA dan Rangkul Desa BEM Sekolah Bisnis IPB University.
Kolaborasi dua BEM fakultas itu, menurut Lu’lu’ Firdausi Haqiqi, berawal dari kesamaan objek pengabdian masyarakatnya di Desa Sukawening. Ia berharap kolaborasi tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Sukawening.
Sementara, Ketua BEM SB Mizan Lazuardi mengungkapkan, melalui program pengabdiannya ini pihaknya ingin mendorong UMKM di Desa Sukawening. Ia menilai bisnis pertanian di pedesaan berpotensi maju jika dikembangkan.
“Apalagi ada yang menyebut bahwa pertanian adalah sektor yang tidak pernah mati, karena selalu dibutuhkan selama manusia tetap hidup,” katanya.
Ia berharap, masyarakat yang fokus di UMKM bisa semakin maju dan berdampak untuk ekonomi dengan memanfaatkan digital marketing.
“Tidak hanya jual beli, tapi dapat memberikan nilai tambah untuk meningkatkan perekonomian di Desa Sukawening,” demikian Mizan Lazuardi.
Baca juga: Mentan serta Menkop-UKM dorong program korporatisasi UMKM pertanian
Baca juga: BNI berikan KUR kepada petani binaan IPB
Baca juga: IPB dan BNI berkolaborasi majukan usaha bidang pertanian