Bandung (ANTARA) - Wakil Bupati Bandung, Jawa Barat, Sahrul Gunawan mengajak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan strategi promosi produknya melalui saluran media sosial (medsos).
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Bandung menempatkan sektor pariwisata dan UMKM sebagai lokomotif perekonomian.
"Saya meyakini penggunaan media sosial sebagai sarana promosi dapat memberikan daya tarik dan kemudahan kepada para wisatawan ataupun konsumen untuk mencari objek wisata atau oleh-oleh produk UMKM Kabupaten Bandung," kata Sahrul di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Salah satunya, Pemkab Bandung saat ini menggelar pelatihan mengiklankan produk ekonomi kreatif (ekraf) melalui platform Tiktok.
Sahrul berharap peserta dapat mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh. Dengan begitu, lanjutnya, para pelaku ekraf mampu bertahan, tumbuh, beradaptasi serta berkembang di situasi pandemi COVID-19.
Kegiatan pelatihan diikuti 500 pelaku UMKM yang berasal dari Kabupaten Bandung. Program pelatihan itu merupakan kegiatan pertama dari 10 program bertajuk Berkreasi yang digagas Pemkab Bandung.
"Penggiat ekraf tentunya harus tahu strategi promosi di suatu platform, mulai dari membuat konten menarik untuk dipromosikan, mengelola dan mengembangkan akun, hingga teknik pengisian suara atau voice over. Jadi, silakan manfaatkan pelatihan ini semaksimal mungkin," kata Sahrul yang juga artis pemeran sinetron "Jin dan Jun" tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Hidayat Ramdan menjelaskan kegiatan pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman dalam membuat konten yang menarik.
"Tujuannya, adalah para peserta mampu mengasah kreativitas pembuatan konten sesuai dengan produk ekrafnya masing-masing. Selain itu, peserta juga mampu memahami cara bagaimana konten yang dibuat dapat viral sehingga menaikkan income mereka," katanya.
Baca juga: KABUPATEN BANDUNG DAPAT "PENGHARGAAN UMKM" DARI BPPT
Baca juga: Wisatawan di Lembang mulai ramai, penjualan kuliner meningkat
Baca juga: Dengan "Fast Pants", UMKM Bandung produksi celana hanya 30 menit