Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan, berpeluang menguat namun dibayangi terkoreksinya bursa saham Amerika Serikat.
IHSG dibuka melemah 0,38 poin atau 0,01 persen ke posisi 6.091,13. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,26 poin atau 0,03 persen ke posisi 918,85.
"Pelemahan Wall Street berpotensi membayangi pergerakan IHSG di akhir pekan ini," kata Kepala Riset Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Meski demikian, lanjut Valdy, potensi berlanjutnya akumulasi beli selektif, terutama oleh investor asing pada saham-saham perbankan seperti BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI, dapat menopang IHSG di perdagangan hari ini. IHSG berpeluang menguji level psikologis 6.100 hingga level resisten 6.150.
Proyeksi pertumbuhan kredit perbankan sebesar 7,13 persen pada 2021 dan 9,27 persen pada 2022 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi katalis positif bagi saham-saham bank.
Sebelumnya, pelaku pasar semakin optimis terhadap tercapainya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Kementerian Keuangan RI yang sebesar 7,1 persen - 8,3 persen pada kuartal II 2021, menyusul kenaikan indeks manufaktur dan tingkat inflasi Mei 2021.
"Saham bank yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi, memperoleh katalis positif dari optimisme tersebut," ujar Valdy.
Dari eksternal, penurunan tingkat pengangguran AS pada Mei 2021 diperkirakan direspon positif oleh pelaku pasar, mempertimbangkan potensi dampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2021.
Di samping saham bank, pelaku pasar dapat memperhatikan saham-saham peritel, consumer goods, dan CPO.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 178,18 poin atau 0,61 persen ke 28.879,93, indeks Hang Seng turun 116,81 poin atau 0,4 persen ke 28.849,22, dan indeks Straits Times terkoreksi 3,98 poin atau 0,13 persen ke 3.161,02.