Jakarta (ANTARA) - Perdana Menteri Italia Mario Draghi mendukung sikap tegas UEFA menolak rencana diadakannya European Super League atau Liga Super Eropa yang digagas oleh 12 klub besar Eropa termasuk tiga tim dari Italia.
Dalam sebuah pernyataan dilansir AFP, Senin, Draghi menyatakan bahwa pemerintah mengikuti perdebatan yang terjadi seputar proyek kompetisi Liga Super Eropa yang bakal menjadi pesaing Liga Champions milik UEFA itu.
“(Istana Kepresidenan) Roma sangat mendukung posisi otoritas sepak bola Italia dan Eropa untuk mempertahankan kompetisi nasional, nilai-nilai meritokratis dan fungsi sosial olahraga,” tulisnya.
Draghi juga mendukung AS Roma yang menjadi salah satu klub yang tidak masuk ke dalam rencana gelaran Liga Super Eropa.
Sebelumnya, wacana pembentukan Liga Super Eropa juga telah menuai kecaman dari beberapa kepala negara dan asosiasi sepak bola, termasuk badan sepak bola tertinggi Eropa, UEFA.
Presiden UEFA Aleksander Ceferin menyebut rencana kompetisi terpisah itu akan mengancam keberlangsungan sepak bola sebagai olahraga terbesar di dunia. Ia menyebutnya sebagai bentuk “penghinaan” terhadap fan.
Sebanyak 12 klub elite Eropa telah sepakat berpartisipasi dalam ESL. Mereka terdiri dari enam tim Liga Inggris, yakni Manchester United, Liverpool, Manchester City, Chelsea, Arsenal, dan Tottenham Hotspur.
Tiga tim Liga Italia yang meliputi Juventus, AC Milan dan Inter Milan. Serta tiga tim Liga Spanyol, yaitu Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid.
UEFA mengancam para pemain yang terlibat dalam ESL akan dilarang berlaga di turnamen resmi yang diselenggarakan FIFA maupun konfederasi sepak bola kontinental, termasuk Piala Dunia dan Euro.
Baca juga: Komentar Sir Alex Ferguson dan Roy Keane soal Liga Super Eropa
Baca juga: PM Inggris dan Presiden Prancis menentang rencana Liga Super Eropa