Sukabumi, 21/8 (ANTARA) - Keberadaan Owa Jawa (Hylobates Moloch) di habitat aslinya saat ini semakin terancam bahkan hampir punah.
Owa Jawa yang mempunyai suara keras dan habitat utamanya di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGP) dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) kondisinya semakin memprihatinkan dan hampir punah.
Hewan yang dilindungi itu menjadi salah satu hewan yang diburu oleh pemburu liar dan diperdagangankan secara liar, karena harga hewan ini yang cukup menggiurkan.
Untuk mengantisipasi kepunahan hewan yang bisa bernyanyi ini, Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Yayasan Owa Jawa, The Aspinall Foundation, Silvery Gibbon Project, dan Perth Zoo menggelar lokakarya untuk merumuskan strategi pelestarian Owa Jawa.
Lokakarya ini merupakan pertemuan ilmiah antara pemerintah, peneliti dan praktisi konservasi Owa Jawa dari Indonesia dengan mitra dari Australia, Inggris dan Amerika Serikat. Dalam pertemuan tersebut membahas pengelolaan populasi Owa Jawa yang berada di berbagai lembaga konservasi ex situ di Indonesia dan mancanegara.
Ketua Pembina Yayasan Owa Jawa, Wahjudi Wardojo mengatakan, program yang dikembangkan dan siapa yang terlibat dalam melestarikan Owa Jawa ini harus mendukung Pemerintah Indonesia untuk melindungi kekayaan alam hayati yang bernilai konservasi tinggi, seperti Owa Jawa.
"Jangan sampai pelestarian Owa Jawa bukan malah memperbaiki kondisi habitan dan keberadaannya, tetapi program yang harus dimunculkan adalah program yang benar-benar harus ada eksistensinya agar keberadaan Owa Jawa tetap terlindungi," kata Wahjudi kepada wartawan.
Wahjudi menambahkan, dalam pelestarian atau lokakarya, pihaknya berperan sebagai pengawal proses penyusunan program dan mendorong implementasi rencana aksi bersama pemerintah dan pemangku kepentingan agar tetap sejalan dengan kebijakan pemerintah.
"Kami sebagai yayasan pelestari Owa Jawa akan mengawasi dan mengawal program-program lokakarya untuk Owa Jawa agar sejalan dengan pemerintah," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umun Perhimpunan Ahli dan Pemerhati Primata Indonesia (Perhappi), Dr. Noviar Andayani mengungkapkan dalam pertemuan tersebut terbentuk beberapa program untuk melestarikan Owa Jawa. Seperti pembentukan Gibbon Patrol Unit (GPU), mengembangkan protokol perawatan dan pengelolaan populasi Owa, pedoman rehabilitasi dan reintroduksi Owa Jawa, dan memperkuat kerjasama antara program ex-situ global dengan kebijakan konservasi in-situ.
"Semoga program ini bisa berhasil untuk menekan jumlah Owa Jawa di Indonesia," ujarnya.
Adhitya
KEBERADAAN OWA JAWA SEMAKIN TERANCAM
Sabtu, 21 Agustus 2010 18:42 WIB