Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah dipicu ekspektasi membaiknya perekonomian Amerika Serikat.
Pada pukul 9.55 WIB, rupiah melemah 43 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp14.568 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.525 per dolar AS.
Analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Kamis, mengatakan, pelemahan rupiah dipengaruhi oleh tren penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya yang terus berlanjut.
"Indeks dolar sejak awal bulan Maret telah menguat dari kisaran 90 hingga kemarin menyentuh level 93,439 seiring meningkatnya ekspektasi perbaikan ekonomi AS yang lebih cepat dibandingkan dengan beberapa negara maju lainnya," ujar Rully.
Presiden AS Joe Biden baru saja mengumumkan rencana anggaran infrastruktur AS yang ditargetkan sekitar 2 triliun dolar AS.
Anggaran tersebut akan digunakan untuk mendanai rencana infrastruktur AS seperti pembangunan jalan, jembatan, dan lainnya, selama 15 tahun ke depan.
Untuk mendukung rencana tersebut, pemerintah AS berencana menaikkan besaran pajak perusahaan atau corporate tax ke angka 28 persen.
Menurut Rully, hal tersebut berdampak kepada penguatan dolar AS serta kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun.
"Kenaikan US treasury 10 year berdampak signifikan kepada capital outflow dari emerging markets," kata Rully.
Secara teknikal, lanjut Rully, pada perdagangan hari ini rupiah diproyeksikan masih akan tertekan oleh dolar AS.
Rully memperkirakan rupiah pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.467 per dolar AS hingga Rp14.548 per dolar AS.
Pada Rabu (31/3) lalu, rupiah ditutup melemah 45 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.525 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.480 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Kamis pagi melemah 10 poin
Baca juga: Kurs rupiah ditutup melemah seiring masih tingginya imbal hasil obligasi AS
Baca juga: Rupiah melemah tertekan imbal hasil surat utang AS yang naik
Kurs rupiah melemah dipicu ekspektasi membaiknya ekonomi AS
Kamis, 1 April 2021 10:20 WIB