Bandung, 3/8 (ANTARA)- Pola pengasuhan panti asuhan yatim piatu tidak hanya diperuntukan bagi anak-anak terlantar namun Panti Asuhan Yayasan Esa Nugraha Bakti memberi pola asuh rehabilitasi pada anak-anak korban "trafficking" dan kekerasan dalam rumah tangga .
Wakil kepala panti Asuhan Yayasan Esa Nugraha Bakti, Agus Sutardi di Bandung, Rabu, mengatakan, bahwa ia dan ke 16 pengasuh anak-anak panti lainnya, tidak hanya bertanggung jawab memberi pendidikan dan penghidupan yang layak bagi anak-anak yang telah dititipkan, melainkan pembinaan mental pun diberikan pada anak-anak khusus yang mengalami trauma pasca "trafficking" atau korban KDRT.
Seperti halanya Irma 12 tahun, yang telah mengalami "trafficking" di Malaysia selama 2 tahun dan telah diasuh oleh Panti Asuhan Yayasan Esa Nugraha.
Menurut dia, pengasuhan anak-anak korban sosial lebih cendrung sulit, karena harus memperhatikan gejala traumatik yang diderita.
Sementara itu anak korban KDRT cendrung tampak lebih menaruh curiga pada lingkungan sekitarnya, malah tidak jarang ada yang bertingkah kasar akibat melihat contoh dari orang tuanya.
Pendekatan-pendekatan yang diberikan pada anak masing-masing berbeda tergantung pada kasus yang diderita anak tersebut, ucapnya.
Ditanya mengenai persiapan Ramadhan, Seksi Pendidikan Panti Asuhan, Atep Rohmana mengatakan, bahwa ia dan 82 anak asuh akan meningkatkan program keagamaan dalam pembinaan mental keseharian anak-anak tersebut.
Diakuinya pula, panti asuhan yang dikelolanya tidak hanya menerima anak berlatar belakang muslim.***3***