Bengaluru (ANTARA) - kementerian kesehatan Kanada pada Rabu (24/3) terus mendukung penggunaan vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca Plc bahkan ketika depkes memperbarui label vaksin tersebut untuk memberikan informasi tentang risiko pembekuan darah.
Namun, kasus pembekuan darah itu langka dan terkait dengan jumlah trombosit yang rendah setelah suntikan vaksin.
Departemen kesehatan Kanada (Health Canada) mengatakan hingga saat ini belum menerima laporan tentang kasus pembekuan darah akibat suntikan vaksin AstraZeneca.
Kanada, yang menggunakan vaksin AstraZeneca yang diproduksi di Serum Institute of India, telah menerima 500.000 dosis vaksin buatan Oxford-AstraZeneca itu, yang beredar dengan nama Covishield, dan berharap mendapatkan 1,5 juta dosis tambahan pada Mei.
Label peringatan yang baru dibuat untuk memberi tahu orang-orang agar segera mencari pertolongan medis jika mereka mengalami sesak napas, nyeri dada, pembengkakan kaki, atau sakit perut yang terus-menerus setelah suntikan vaksin AstraZeneca.
"Dan segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami sakit kepala parah atau terus-menerus setelah beberapa hari atau mengalami penglihatan kabur, atau mengalami kulit memar atau titik bulat di luar lokasi vaksinasi yang muncul setelah beberapa hari," demikian tulisan sejumlah peringatan dalam label baru vaksin AstraZeneca itu.
Namun, departemen kesehatan mengatakan telah menilai data yang tersedia dan telah menentukan bahwa vaksin tersebut tidak terkait dengan peningkatan risiko penurunan trombosis secara keseluruhan.
"Health Canada terus melakukan kontak rutin dengan regulator internasional dan produsen vaksin AstraZeneca untuk meninjau semua bukti saat tersedia," kata departemen kesehatan Kanada dalam pernyataannya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Uji coba terbaru AS menunjukkan keampuhan vaksin AstraZeneca 76 persen
Baca juga: Menkes: Indonesia sudah dapat 360 juta lebih dosis vaksin untuk 181 juta penduduk
Baca juga: Bio Farma jaga kualitas vaksin selama proses distribusi