Bogor, 19/7 (ANTARA) - Sekitar 100 massa berpakaian serba hitam mendatangi Mapolres Bogor di Jalan Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin.
Massa berbaju serba hitam tersebut menggelar aksi unjuk rasa mendesak Polres Bogor mengusut tuntas kasus keributan disertai penganiayaan yang terjadi di Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULP) Pemerintah Kabupaten Bogor pada tanggal 9 Juli lalu.
Massa menggelar orasi didepan pagar pintu masuk Mapolres Bogor dengan menggunankan satu unit cold diesel sebagai panggung orasi.
Puluhan atribut orasi berupa spanduk diusung massa. Spanduk-spanduk tersebut bertuliskan orasi di antaranya "Kapolres Harus menindak pelaku anarkis", ada pula bertuliskan "Jangan biarkan kekerasan meraja" dan "Bersatu warga Bogor Bersatu".
Guna mengantisipasi aksi anarkis, satu unit mobil water cannon disiagakan di depan pagar pintu masuk Mapolres Bogor.
Ratusan massa datang dari berbagai daerah merupakan gabungan dari tujuh ormas yakni Benteng Bogor Raya (BBR), Angkatan Muda Siliwangi Kabupaten Bogor, Badan Pembina Potensi Keluarga Besar Banten-Bogor (BPPPKB), Paguron Jalak Banten-Bogor, Paguyuban Tumaritis, Forum Anak Betawi (Forkabi Bogor), Pemuda Pancasila Kabupaten Bogor dan Laska Pribumi.
Dalam orasinya massa menentang aksi premanisme dan anarkis yang terjadi di ULP. Menurut massa, Bogor adalah kota yang aman dan ramah, tapi jika dipancing warga Bogor siap menentang premanisme proyek.
Diduga aksi keributan yang berujung penganiayaan terhadap salah seorang peserta lelang dilakukan oleh kelompok pemuda dari suku tertentu.
"Kami warga Bogor tidak menyukai premanisme, kami cinta damai. Tapi jangan semena-mena didaerah kami karena kami masyarakat Bogor akan melawannnya," kata Dudi Mahdi dari BBR dalam orasinya
Massa menilai peristiwa kericuhan yang berujung pada penganiayaan berat yang mengakibatkan cacat fisik terhadap korban adalah perbuatan keji tidak berperikemanusiaan.
"Sungguh kami sangat prihatin. Kami merasa harkat martabat warga Bogor telah dicabut. Kami minta Kapolres Bogor menangkap aktor inteletual di balik kasus ini," kata TB Nung Sutisna dari BPPPKB.
Massa juga mengancam akan melakukan swiping dan perlawanan jika pihak Polres Bogor tidak mengambil tindakan tegas atas kasus tersebut.
Aksi berlangsung damai, Kapolres Bogor, AKBP Tomex Korniawan langsung menerima aspirasi massa dan meminta untuk tetap tenang dan tidak terpancing emosi.
Menurut Kapolres perlawanan yang dilakukan tidak akan menyelesaikan masalah.
"Saya mengimbau rekan-rekan semua untuk tetap menahan diri dan berpikir jernih. Kekerasan tidak akan selesai dengan kekerasan. Kita selesaikan ini dengan kepala dingin," ujar Kapolres.
Tomex mengatakan dengan tegas, bahwa dirinya akan menindak siapapun yang berada dibalik kasus tersebut.
Pihaknya pun telah menangkap dua orang pelaku yang melakukan penganiayaan, bersama barang bukti beberapa alat tajam yang digunakan para pelaku.
"Dalam tempo waktu kurang dari 1x24 jam pelaku sudah berhasil kita amankan, lengkap bersama alat bukti. Saat ini masih kita tahan. Kita juga sudah memeriksa 13 orang saksi. Saat ini proses penyelidikan masih kita lakukan," tandas Kapolres yang disambut sorakan para demonstran yang didominasi kaum pria.
Massa juga mendesak Kapolres untuk menangkat aktor intelektual dibalik kasus tersebut. Menurut Kapolres dugaan aktor intelektual yang berisinial AM atau C belum bisa dibuktikan bila belum memenuhi unsur hukum yakni keternagan saksi, barang bukti dan keterangan saksi ahli.
Untuk memenuhi unsur hukum, tersebut pihaknya memerlukan waktu dan proses. Kapolres meminta massa untuk mempercayai dirinya, yang siap mengusut tuntas kasus tersebut dan akan menangkap pelaku.
Usai mendengar tanggapan dari Kapolres, massa melakukan pembacaan pernyataan sikap berupa maklumat bersama Bogor bersatu yang dibacakan oleh tujuh pimpinan ormas dan diikuti oleh seluruh massa.
Adapun isi maklumat tersebut yakni mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas, bukan hanya menangkap pelaku lapangan tapi juga aktor intelektual dibalik kasus tersebut untuk diseret ke penjara dalam waktu 7x24 jam.
Mengumumkan prang terjadap segala bentuk kekerasan dan anarkisme di Bumi Bogor dan menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat Bogor untuk menjunjung tinggi tengaknya harkat martabat Bumi Pajajaran Bogor oleh dan untuk Rakyat Bogor.
Setelah pembacaan maklumat, massa membubarkan diri, tujuh kepala ormaspun diundang Kapolres ke Mapolres untuk sholat berjemaah.
Massa yang datang dengan berbegai kendaraan, motor, mobil dan truk bubar, sambil membawa atribut. Massa mendatangi Mapolres sekitar pukul 10:30 WIB. Puluhan anggota Polres telah disiagakan sejak pagi. Aksi mendapat perhatian pengguna jalan, sempat menyebabkan arus tersendat saat massa datang.
Laily R