Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan melanjutkan pelemahan selama tujuh hari berturut-turut dan masih tertekan aksi jual panik investor.
IHSG ditutup melemah 117,04 poin atau 1,96 persen ke posisi 5.862,35. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 28,54 poin atau 3,03 persen ke posisi 911,98.
"Sentimen negatif bagi IHSG hari ini masih dipicu oleh panic selling dan batas akhir rebalancing beberapa indeks yang akan mulai berlaku bulan depan," kata analis Indo Premier Sekuritas Mino di Jakarta, Jumat.
Dibuka menguat, tak sampai setengah jam IHSG terkoreksi dan menghabiskan waktu di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor terkoreksi dimana sektor keuangan turun paling dalam yaitu minus 3,06 persen, diikuti sektor infrastruktur dan sektor perindustrian masing-masing minus 2,53 persen dan minus 2,19 persen.
Sedangkan tiga sektor meningkat dimana sektor teknologi paling tinggi yaitu 8,42 persen, diikuti sektor barang konsumen non-primer dan sektor properti & real estat masing-masing 0,6 persen dan 0,36 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp921,72 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.301.940 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,98 miliar lembar saham senilai Rp16,65 triliun. Sebanyak 178 saham naik, 307 saham menurun, dan 142 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 534,03 poin atau 1,89 persen ke 27.663,39, indeks Hang Seng turun 267,06 poin atau 0,94 persen ke 28.283,71, dan indeks Straits Times terkoreksi 18,34 atau 0,63 persen ke 2.901,96.
Baca juga: IHSG BEI diprediksi variatif seiring beragamnya pergerakan bursa kawasan
Baca juga: IHSG BEI akhir pekan dibuka menguat 30,96 poin
Baca juga: IHSG BEI kembali tertekan tembus level psikologis 6.000